Magetan - Potret Gunung Lawu seperti memakai topi caping, Jumat (23/9/2022) pagi, dipastikan wajar terjadi di kawasan pegunungan atau dataran tinggi.
Fenomena indah itu, disebut Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Agatha Mayasari sebagai awan lenticularis.
Meski terlihat cantik awan-awan ini mengindikasikan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang cukup kuat. Penerbangan pun diminta waspada atas munculnya awan lentikuler.
Baca juga: Kebakaran Gunung Lawu Makin Meluas, BPBD Jatim-Jateng Bentuk Satgas Lintas Provinsi
“Sehingga berbahaya bagi penerbangan rendah,” tegas Maya.
Secara meteorologi, tambahnya, kemunculan awan ini tidak mengindikasikan fenomena lain. Misalnya akan datangnya gempa atau bencana besar lainnya.
Baca juga: Wisata Petik Strawberry Beromset Jutaan Rupiah Perhari Selama Libur Lebaran
“Bukan warning ada bencana lain, ya. Kalau penerbangan rendah yang berbahaya,” jelasnya.
Fenomena gunung bertopi, jarang sekali terjadi. Gambaran alam semesta ini, dikatakannnya terjadi secara momentum atau di saat-saat tertentu.
Baca juga: Dua Pendaki Gunung Lawu asal Sidoarjo Tewas Tabrak Trailer Parkir di Mojokerto
“Tidak setiap hari atau setiap beberapa bulan tertentu. Hanya waktu-waktu tertentu saja,” pungkasnya.
Gunung Lawu kembali terlihat bertopi caping, Jumat pagi, sebagaimana diabadikan Sukoco, warga sekitar. Dia mengambil potret tersebut dari dekat rumahnya sekitar pukul 05.43 WIB.