jatimnow.com - Rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang berada di Tambak Kemerakan, Krian, Sidoarjo hingga hari ini hanya terisi 20%.
Persentase tingkat keterisian jumlah penghuni rusun itu disampaikan Plt Kepala Dinas Perumahan, Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (Perkim CKTR) Sidoarjo, Heri Soesanto.
Rendahnya minat warga untuk memilih rusunawa di Krian tersebut hingga kini masih menimbulkan banyak pertanyaan.
Baca juga: Misteri Meninggalnya Warga Krian Terungkap: Dikeroyok 3 Orang, Diotaki Saudara
Heri memaparkan, diterimanya keluhan-keluhan yang disampaikan warga rusunawa dinilai beragam. Salah satunya adalah suara bising atau tingkat keramaian dari luar rusun yang masih terdengar.
"Kalau malam masih ramai, padahal orang butuh istirahat," terang Heri, Senin (3/10/2022).
Rusunawa Tambak Kemerakan dalam perjalannya juga pernah dialihfungsikan sebagai tempat isolasi atau shelter isoman bagi warga Sidoarjo wilayah barat yang positif Covid-19.
Menurut Heri, kondisi rusunawa di Tambak Kemerakan saat ini memang beda dengan rusunawa lain yang ada di Sidoarjo.
Katanya, kesan eks lokalisasi Krengseng hingga kini juga menjadi salah satu faktor dan stigma masyarakat terkait rusunawa tersebut.
Baca juga: Warga Krian Meninggal Misterius, Disebut Ada Luka Lebam dan Pendarahan Otak
Selain itu, menanggapi keluhan penghuni rusunawa, pihaknya ke depan akan melakukan upaya perbaikan agar rusunawa tersebut diminati warga.
"Sekarang juga sudah ada RSUD Sidoarjo Barat, semoga bisa ikut meramaikan rusunawa," imbuhnya.
Untuk diketahui, jika dilihat dari tarif sewa yang berlaku, Rusunawa Tambak Kemerakan dianggap cukup terjangkau. Berdasar pada Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2018, tarif dibagi dua, yaitu umum dan khusus.
Tarif umum dipatok dengan biaya Rp300 hingga 400 ribu per bulan. Sedangkan tarif khusus Rp210 hingga 250 ribu setiap bulan.
Baca juga: Tergeletak di Pinggir Jalan, Warga Krian Meninggal Misterius saat di Rumah Sakit
Tarif khusus diperuntukan bagi warga yang terkena dampak kebijakan pemerintah. Misalnya pelebaran jalan, jalur sutet dan penertiban umum.
Beberapa waktu lalu, anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso juga sempat menyoroti kondisi rusunawa tersebut.
Menurut Bangun, ada beberapa hal yang menjadi alasan, hingga rusunawa itu tidak diminati warga, yaitu bea sewa yang masih dinilai cukup tinggi, kurangnya fasilitas sosial seperti tempat beribadah (masjid) dan tempat bermain anak-anak serta minimnnya sarana prasarana bagi penghuni.