jatimnow.com - Kinerja bankjatim menunjukkan tren yang positif pada kuartal ketiga tahun 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama bankjatim Busrul Iman, dalam keterangan resminya menyebutkan jika total kredit di seluruh segmen, kuartal ketiga tahun ini tumbuh 6,83 persen (YoY). Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus menguat di berbagai sektor.
Emiten berkode BJTM itu mengumumkan growth tertinggi adalah sektor UMKM yang tumbuh 19,07 persen (YoY) atau Rp5,73 triliun pada kuartal ketiga.
Baca juga: Bank Jatim Salurkan CSR Perbaikan Gor Sultan Abdul Kadirun Bangkalan
Begitu juga dengan kredit komersial tumbuh 5,89 persen, atau Rp11,75 triliun. Portofolio kredit di sektor konsumsi tak luput dari peningkatan signifikan, yang tumbuh 5,05 persen atau Rp28,50 triliun.
Pertumbuhan penyaluran kredit juga diikuti perbaikan kualitas pinjaman, di mana rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,76 persen. Angka ini berbanding 6,96 persen pada tahun sebelumnya (YoY). Sementara rasio Non Performing Loan (NPL) Gross bankjatim turutmelandai, di angka 3,72 persen, berbanding 4,40 persen (YoY).
Penurunan rasio NPL dan LAR mengindikasikan semakin sehat kualitas kredit korporasi. Pergerakan ini linier dengan kondisi perekonomian nasional yang semakin baik akibat recovery dari beberapa sektor ekonomi.
Entitas pelat merah itu juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Net Interest Income (NII) pada triwulan III, yang naik 8,57 persen (YoY) atau Rp3,66 triliun. Sementara itu, biaya provisi menurun sebesar 10,72 persen (YoY) atau Rp318 milliar.
Baca juga: Dirut Bank Jatim Dinobatkan sebagai The Best CEO
Kinerja moncer tersebut membuat bankjatim mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 1,51 persen (YoY) atau Rp1,20 triliun. Sedangkan aset sebesar 98,48 triliun.
Sedangkan komposisi rasio keuangan bankjatim periode September 2022 antara lain, Return On Asset (ROA) sebesar 2,02 persen, Return on Equity (ROE) 15,85 persen dan Net Interest Margin (NIM) 5,17 persen.
“Ini sebagai bagian dari konsolidasi bank yang tengah melakukan penguatan bisnis dengan melakukan berbagai perbaikan kebijakan, struktur organisasi, hingga sumber daya manusia,” kata Busrul, dalam keterangan resminya, Sabtu (29/10/2022).
Ia menambahkan jika selama ini BPD bertumpu pada APBD. Sedangkan APBD bertumpu pada APBN.
Baca juga: Bank Jatim Serahkan CSR ke Pemkab Pamekasan, Dukung Kemajuan UMKM
“Kita ketahui dua tahun terakhir ini APBN banyak digunakan untuk penanggulangan Covid-19, sehingga ini juga berdampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan BPD,” sambungnya.
Pada Triwulan III ini menjadi moment penting bagi bankjatim. Di mana pada 17 Agustus 2022 lalu, bankjatim menginjak usia 61 tahun.
Semboyan “Sat Set Wat Wet” menjadi semangat entitas untuk terus responsif dalam memberikan layanan, menciptakan inovasi, serta meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan demi mewujudkan visi menjadi BPD nomor satu di Indonesia.