jatimnow.com - Biasanya upacara di sekolah dilakukan dengan menggunakan seragam sekolah dan berbahasa Indonesia. Namun hal berbeda dilakukan SMK PGRI 1 Ponorogo, Kamis (10/11/2022).
Peserta upacara menggunakan pakaian adat dan menggunakan bahasa Jawa. Ratusan siswa menggunakan pakaian adat. Ada yang menggunakan kebaya, ada yang menggunakan baju ala warok serba hitam-hitam.
Para guru di sekolah yang terletak di Jalan Irawan itu menggunakan baju ala pahlawan. Atasan putih dan bawahan gelap. Juga hasduk merah putih.
Baca juga: Melihat Aksi Heroik Pahlawan Kemerdekaan dalam Drama Kolosal SMA 2 Surabaya
Upacara dilakukan dengan menggunakan bahasa Jawa .
"Dhumateng sesepuh upacara, paring kinurmataaaaannnnn......tandya!!!" sebuah aba-aba berbahasa Jawa halus (krama inggil) terdengar dari halaman SMK PGRI 1.
Mendengar aba-aba tersebut, peserta upacara ini serta merta memberi hormat kepada pemimpin upacara, sebagaimana upacara umumnya. Namun sebagian banyak siswa itu cekikikan tak kuasa menahan tawa.
Baca juga: Saat Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Pimpin Apel Kehormatan Hari Pahlawan 2024
Maklum saja, walaupun berada di Jawa mereka juga tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa halus. Kendati demikian, upacara sendiri berlangsung dengan khidmat. Semua peserta dengan seksama mengikuti setiap tahapan upacara, mulai dari pembacaan Pancasila hingga mengheningkan cipta.
Kepala SMK PGRI 1 Ponorogo, Djemito menjelaskan upacara tersebut digelar dengan adat Jawa tujuannya melestarikan tradisi dan budaya Jawa. Pasalnya, saat ini untuk budaya Jawa sudah mulai terkikis.
"Kita juga ikut mengenang jasa-jasa orang jawa dulu yang ikut berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia," ucap Djemito, Kamis pagi.
Baca juga: Gaya Pelayanan Publik di Surabaya saat Hari Pahlawan 2024
Dengan upacara menggunakan bahasa Jawa dan menggunakan pakaian ada bisa meningkatkan kecintaan para siswa SMK PGRI 1 Ponorogo terhadap bangsa dan negara. Sesuai dengan pesan presiden pertama RI, Ir Soekarno.
"Jas Merah atau jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena bangsa yang besar tidak meninggalkan sejarahnya,” pungkasnya.