jatimnow.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mematenkan 6 motif batik khas Surabaya. 6 motif batik ini siap menjadi salah satu andalan oleh-oleh khas, karena menggambarkan filosofi dan berbagai hal tentang Kota Pahlawan.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, pihaknya telah resmi mengajukan 6 batik ini sebagai warisan budaya asli Surabaya ke Kemenkumham.
"Kita benar-benar dibantu oleh pihak kementerian dalam pengajuan hak paten ini hingga akhirnya sekarang sudah dipatenkan. Keenam motif batik ini akan menjadi ciri khas batik Surabaya karena memang tidak ada di daerah lainnya," ujar Fauzie, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
Enam batik itu diberi nama, Batik Sparkling, Kintir-Kintiran, Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Kembang Bungur dan Remo Surabayan. 6 batik itu diperoleh berdasarkan lomba desain batik tahun ini.
"Jadi, keenam motif batik ini adalah pemenang 1-6 dari Lomba Desain Batik Surabaya 2022 yang digelar beberapa waktu lalu. Para pengrajin batik banyak menyetorkan karyanya kepada kami, dan setelah melalui proses penjurian yang sangat ketat akhirnya terpilihlah enam motif batik ini. Dan enam motif inilah yang kami ajukan untuk dipatenkan dan sekarang sudah keluar alhamdulillah," papar Fauzie.
Baca juga: Anggota DPRD Jatim Ini Usul Batik dari 14 Dapil jadi Seragam
Untuk memviralkan batik tersebut, Pemkot Surabaya akan memasarkannya ke Surabaya Kriya Gallery (SKG) Reborn. Bahkan ke depan, juga akan ada beberapa acara atau pameran untuk mengenalkan ke publik tentang enam motif batik khas Surabaya ini.
"Kita juga lagi cari tempat khusus untuk praktek langsung pembuatan batik khas Surabaya itu. Jadi, nanti kalau ada tamu-tamu dari luar kota dan luar negeri, bisa mengunjungi tempat tersebut sekaligus belajar batik dan mengetahui secara langsung proses pembuatannya batik khas Surabaya itu," tegasnya.
Sementara, Nuraini Farida, salah satu pengrajin batik yang mencetuskan motif batik Kintir-Kintiran menjelaskan, desain motif batik ini menggambarkan bahwa Surabaya di kelilingi beberapa sungai.
Baca juga: Desainer FikyAisha Bakal Tampilkan Batik Tanjung Bumi Bangkalan di JMFW
Desain ini juga melambangkan bahwa arek-arek Suroboyo bagaikan aliran air yang bisa mengikuti kemanapun kemajuan zaman. Artinya arek-arek Suroboyo bisa berada dalam kondisi apapun untuk memperjuangkan hidup dan cita-citanya.
"Dalam desain Kintir-kintir ini juga ada garis lengkungan dan garis yang bergerigi untuk mewakili aliran sungai dan alam mangrove dengan akar-akarnya yang tampak tajam. Ada pula ornamen Suro dan Boyo dalam bentuk stilasi yang melambangkan arek-arek Suroboyo," ulasnya.
"Saya juga cantumkan semanggi yang melambangkan cinta dan harmoni, serta ada ornamen garis-garis bambu sebagai lambang perjuangan dan loyalitas. Jadi, semuanya ada maknanya dan itu menggambarkan kota kita tercinta, Surabaya," pungkas Farida.