Jelang Nataru Pesanan Keripik Buah di Kota Batu Meningkat Tajam

Senin, 12 Des 2022 13:43 WIB
Reporter :
Achmad Titan
Produksi keripik buah asal Kota Batu. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Permintaan keripik buah asal Kota Batu meningkat menjelang musim liburan akhir tahun atau natal dan tahun baru (Nataru). Hal ini disampaikan oleh Khamim Tohari, salah perajin keripik di Kota Batu.

Berapa jenis keripik seperti apel, pisang, nangka, mangga, nanas dan salak mengalami peningkatan pesanan mencapai 60 persen. Biasanya keripik dari usahanya itu dikirim ke tokoh oleh-oleh yang ada di Malang Raya.

"Kita pemasaran juga ke Lampung, Bandung, Jakarta. Tetapi yang paling besar pasarnya di Malang Raya, biasanya dari toko oleh-oleh tapi ada juga yang beli kemudian dijual lagi. Karena keripik buah ini kan di Malang ketika musim liburan banyak wisatawan datang menjadi buah tangan," ujarnya, Senin (12/12/2022).

Baca juga: KWB Super Adventure 7 di Kota Batu Diikuti 3.000 Riders

Dia mengatakan setiap hari untuk produksi keripik apel saja membutuhkan bahan baku buah apel sekitar 1,5 ton. Sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya paling tinggi kebutuhan bahan baku tersebut sekitar 1 ton dalam sehari.

"Yang paling utama apel karena bahan bakunya setiap hari ada di Malang, kalau seperti lainnya, nangka itu kan musiman, bulan ini memang banyak, tapi nanti bulan kedua 2023 sudah menurun bahan bakunya," katanya.

Baca juga: Cara Surabaya Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2025

Kini harga keripik buahnya juga mengalami kenaikan sejak Oktober lalu seiring dengan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok dan BBM. Contohnya keripik apel setiap kilogramn dihargai Rp95.000, keripik nangka Rp120.000, keripik mangga Rp95.000, keripik nanas Rp100.000, keripik salak Rp85.000 dan keripik pisang Rp80.000.

\

"Selisih naiknya Rp5.000 dari tiga bulan yang lalu, karena seperti minyak goreng kan naik, BBM. Ini kita jualnya grosiran," katanya.

Baca juga: 1,2 Juta Penumpang Dipredikasi Melintas di Pelabuhan Ketapang saat Nataru

Usaha yang sudah ada sejak tahun 2012 lalu itu, kini dalam sehari dapat menghasilkan omzet sekitar Rp9 juta. Total ada 40 pegawai yang bekerja dan produksi dilakukan mulai pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB.

"Ada peningkatan, alhamdulillah karena pandemi awal itu kita sempat tutup. Terus tahun ini (2022) mulai produksi lagi bertahap, dulu awal setelah tutup itu hanya 25 pegawai, permintaan terus ada sekarang ada 40 pegawai, tapi mereka giliran," tutupnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Kota Batu

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler