jatimnow.com - Kawanan perampok berhasil menerobos masuk rumah dinas Walikota Blitar hingga terjadi penyekapan, Senin (12/12/22) dini hari. Sistem keamanan dan penjagaan menjadi tanda tanya publik.
Fakta itu berbeda dengan sistem keamanan dan penjagaan di rumah dinas Walikota Surabaya, yang tercatat tidak pernah terjadi tindak kriminal sepanjang Tahun 2022 maupun tahun-tahun sebelumnya.
Bukan tanpa sebab. Sistem keamanan di rumah dinas Walikota Surabaya telah terintegrasi, baik di lingkungan luar maupun dalam.
Baca juga: Situasi Rumah Dinas Wali Kota Surabaya Ditinggal Eri Cahyadi Cuti
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Kota Surabaya, Muhamad Fikser mengatakan, rumah dinas pimpinan daerah sepatutnya diperketat penjagaannya.
"Rumah dinas adalah objek vital, tidak sembarang orang boleh melangkahkan kaki di sana," ujar Fikser kepada jatimnow.com, Senin (12/12/22).
Menurut Fikser, keamanan rumah dinas ini berlapis dan luas. Terdapat CCTV Face Recognition yang bisa mengenali wajah dan identitas.
"CCTV Face Recognition ini ada di luar tersebar di sejumlah titik, jalan-jalan area rumah dinas dan titik area rawan, balai kota hingga (Gedung Negara) Grahadi," ungkapnya.
Sedangkan di dalam rumah dinas juga ada, terlebih penjagaan di dalam semakin ketat.
Menurut Fikser, akses masuk rumah dinas Walikota Surabaya ini hanya terbagi menjadi dua pintu, barat dan timur. Bahkan pintu khusus itu menggunakan sistem elektrik.
Baca juga: Antisipasi Eskalasi saat Idul Fitri, Kemenkumham Jatim Tingkatkan Pengamanan
"Pintu elektrik ini hanya bisa dibuka oleh petugas keamanan yang berada di dalam posko," jelas dia.
Sehingga, tidak sembarangan orang bisa masuk tanpa ada izin yang terjadwal, meskipun itu pejabat.
"Para petugas keamanan juga mengantongi jadwal kedatangan setiap tamu ke kediaman setiap hari," imbuhnya.
Jumlah petugas pun, lanjut Fikser, tidak mengetahui pasti sebab privasi. Namun untuk setiap harinya petugas terbagi menjadi dua shif jaga alias nonstop.
"Setiap pergantian shif, semua wajib melapor atas kondisi dan jumlah inventaris barang rumah dinas, dan juga siapa saja hadir bertamu," rincinya.
Baca juga: Tim dari Mabes Polri Cek Kelayakan dan Keamanan Stadion Gelora Bangkalan
Dengan dilengkapi properti kerja, alat-alat proteksi hingga HT mobile untuk berkomunikasi.
Petugas 24 jam penuh tidak tidur, semua bertugas untuk saling mencurigai siapapun dan konsentrasi.
"Setiap 6 bulan sekali ada evaluasi kinerja, digodok dan ditempa kedisiplinannya," tegasnya.
Untuk itu, setiap petugas keamanan di rumah dinas Walikota Surabaya adalah prerogratif walikota untuk memilih, dilihat dari latar belakang dalam hal pengamanan.
"Semoga aman selalu, tidak terjadi suatu hal yang tidak diharapkan," pungkasnya.