jatimnow.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo mencatat sedikitnya 7.015 warganya masih melakukan perilaku buang air besar sembarangan (BABS).
Dari hasil verifikasi mengenai data akses jamban di setiap kecamatan yang dikeluarkan Dinkes tersebut, dapat diartikan bahwa warga Sidoarjo masih belum bisa menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sidoarjo Sri Andari mengatakan bahwa angka dari data itu hasil verifikasi Dinkes bersama dengan Puskesmas yang ada di Sidoarjo.
Baca juga: Kinerja Kadisperindag Bojonegoro, Stop BAB Sembarangan, Cafe Resto Milik Wulan Guritno
Berdasar data tersebut, Kecamatan Krian masih menduduki urutan pertama yang tercatat bahwa masih banyaknya orang berperilaku BABS. Tercatat ada 1.345 orang di Krian masih melakukan BABS.
Pihaknya menjelaskan dari 33.254 rumah di Krian sudah ada 31.945 rumah yang sudah terferivikasi memiliki jamban yang ideal. Menurutnya banyaknya sungai yang ada di wilayah Krian membuat warga masih sering melakukan buang air di sana.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Fenny Apridawati saat dikonfirmasi terkait masih banyaknya perilaku BABS di Sidoarjo mengatakan bahwa masih perlu adanya inovasi untuk meningkatkan Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari buang air besar sembarangan ini.
Baca juga: Mas Dhito Targetkan ODF di Kediri 100 Persen, Stop BAB Sembarangan
Ia juga tidak mengelak melihat berdasar data tentang perilaku BABS di Sidoarjo masih cukup tinggi.
"Secara fisik rumah tangga per KK yang mempunyai jamban sehat insya Allah sudah 97%. Namun demikian kondisi desa yang ODF ada 194 desa dari 353 desa yang ada. Sehingga ada 159 desa yang masih belum ODF atau masih berperilaku BABS," paparnya.
Lebih lanjut, Fenny menjelaskan bahwa perilaku BABS banyak ditemukan di dalam desa yang septic tanknya dialirkan ke sungai atau bahkan masih belum mempunyai jamban sehat sama sekali.
"Bila di desa, ditemukan 1 RT atau lebih yang septic tank-nya dialirkan ke sungai atau tidak mempunyai jamban sehat sama sekali, dan perilakunya masih BAB di sungai/sembarangan berarti masih dikatakan belum ODF desa tersebut," terangnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya saat ini tetap berusaha menekan angka BABS di Sidoarjo dengan berbagai sosialisasi yang ada.
"Insya Allah masih proses keliling lapangan untuk fasilitasi ODF di setiap desa," pungkasnya.