jatimnow.com - Misoa merupakan makanan khas Imlek yang konon dipercaya memiliki khasiat panjang umur. Memang belum banyak masyarakat yang mengetahui, seperti apa misoa itu.
Sebetulnya misoa merupakan mi halus dan tipis yang terbuat dari tepung terigu. Sepintas warna dan ukurannya mirip sohun atau bihun. Tapi ketiganya jelas beda. Baik dari bahan, bentuk, maupun cara mengolanya. Yuk intip pabriknya di Surabaya.
Sebagai produsen misoa tertua dan pertama di Indonesia, CV Marga Mulya sudah berdiri sejak 1948 silam. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota Surabaya. Tepatya di Jalan Pesapen Selatan, No. 23, Krembangan, Kota Surabaya.
Baca juga: Jadwal Imlek 2575 Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri, Tahun Ini Tanpa Barongsai
Jeffry Sutrisno, pengelola CV Marga Mulya mengatakan bahwa usaha misoa adalah bisnis turun-temurun dari keluarganya.
"Mulai berdiri sejak tahun 1948, mengawali dan menjadi pabrik misoa pertama di Indonesia," kata Jeffry kepada jatimnow.com, Rabu (18/1/2023).
Menurut Jeffry, awal mula bisnis mie ini dirintis kakek moyangnya. Yakni ketika leluhurnya pertama singgah ke Indonesia, atau mendarat di Surabaya.
"Awal nama perusahaan masih Hap Sing Cang. Namun kemudian nama berbau Tionghoa diwajibkan berubah nama, maka dipilihlah nama CV Marga Mulya," imbuhnya.
Misoa merupakan makanan khas dari China dan menjadi bisnis keluarga yang diwariskan secara turun-temurun di Kota Pahlawan.
Bersama jatimnow.com Jeffry mengajak berkeliling ke perusahaan. Ia mengajak untuk melihat-lihat setiap sudut di pabrik, sambil menjelaskan tahapan proses pembuatan misoa.
Pertama-tama Jeffry menerangkan, bahwa saat ini dia lah orang yang bertanggung jawab atas jalannya bisnis keluarga besarnya, dan dibantu sanak saudara lainnya.
"Saat ini pewaris usaha adalah generasi ketiga. Termasuk saya beserta sanak saudara yang lain," rincinya.
Dan saat ini pabrik pembuatan misoa itu terus berkembang dan bertumbuh dari tahun ke tahun. Namun demikian, perusahaan ini masih menerapkan metode tradisional. Misalnya dalam hal alat dan sejumlah proses lainnya.
"Tradisi yang utama dan ini terus kita pegang teguh, karena menyangkut kualitas mutu dalam makanan," paparnya.
Baca juga: Pemkot Malang Fokus Kendalikan Inflasi Jelang Pemilu dan Imlek 2024
Dahulu, lanjut Jeffry, proses-proses produksi membutuhkan waktu yang lumayan lama, harus telaten dan sabar menunggu.
"Dulu proses pembuatan adonan menggunakan alat tradisional. Sedangkan proses pengasapan masih menggunakan panci ukuran raksasa. Kemudian di packing itu masih menggunakan solder lilin," rincinya.
Bagi Jeffry itu adalah salah satu upaya yang memang harus ditempuh untuk menghasilkan kualitas terbaik.
Termasuk pula proses yang masih memanfaatkan sinar matahari. Demikian juga dengan proses melipat tekstur mie dan pengasapan masih menggunakan tungku besar.
Dalam membuat misoa yang sempurna, Jeffry harus benar-benar memperhatikan setiap tahap demi tahapan.
"Menakar adonan, menyisir mie hingga pulen, menimbang berat, melipatnya, mengeringkan, mengasap, meniriskan, hingga tahap terakhir yaitu packing," ucapnya.
Baca juga: Sepi Pembeli, Luminor Sidoarjo, Imlekan
Jeffry tak lupa menjelaskan jika misoa harus kuat di ukuran yang panjang. Bentuk misoa yang seperti ini memiliki arti dan filosofi, yakni bisa menambah umur usia orang yang mengonsumsinya.
"Filosofi dan kepercayaan masyarakat Tionghoa, misoa bisa menambah usia saat dimakan. Misalnya perayaan ulang tahun, umur menjadi lebih panjang. Kemudian untuk perayaan pernikahan bisa langgeng dan Imlek bahagia dirasakan sepanjang tahun," terangnya.
Pabrik Marga Mulya ini telah memiliki empat macam produk misoa. Sementara andalan produk terbaru adalah misoa instan rasa ayam bawang.
"Misoa Cung, Misoa Telur, dan Misoa Gepeng. Terakhir menyesuaikan dengan kemajuan, kita buat Misoa Instan lengkap dengan bumbu dengan rasa ayam bawang. Ke dapan kita akan buat rasa kare dan misoa goreng," tegasnya.
Informasi yang tidak kalah penting adalah produk misoa Marga Mulya ini sudah tersebar di seluruh Indonesia dan sudah memiliki brand name. Pihak keluarga berharap ke depan bisa lebih maju lagi.
"Saat pandemi kita bisa melewati dengan baik, meskipun terjadi penurunan produksi. Namun deikian tidak begitu signifikan. Bisa bertahan dengan tidak memberlakukan PHK sudah bersyukur bagi kami. Semoga ke depan semakin mulus jalannya, dan bisa berinovasi lebih baik lagi," pungkasnya.