jatimnow.com - Melepaskan burung atau fang seng merupakan tradisi masyarakat Tionghoa, yang dilakukan saat Hari Raya Imlek tiba.
Dengan ikhtiar melepaskan burung ke alam liar, masyarakat Tionghoa mempercayai akan menghindarkan diri dari beragam jenis musibah dan marabahaya (apes).
Imbas manis pun turut dirasakan oleh mereka pedagang burung. Yang di momen Imlek ini, per hari mereka mampu meraup untung 2 sampai 4 kali lipat.
Baca juga: Jadwal Imlek 2575 Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri, Tahun Ini Tanpa Barongsai
Zainab (50), salah seorang pedagang burung di Klenteng Sanggar Agung Kenjeran, Surabaya, mengatakan saat momen Imlek tiba penjualan burung emprit (gereja) ini bisa ludes 2000 - 3000 ekor setiap hari.
"Hari-hari biasanya dalam satu minggu, burung emprit terjual 400 sampai 500-an. Sedangkan di saat Imlek begini tambah ramai, bisa tembus 2000 sampai 3000 ekor yang terjual," kata Zainab kepada jatimnow.com, Sabtu (21/1/2023).
Zainab menjelaskan, pihaknya sudah menekuni pekerjaan sebagai penjual burung emprit ini sejak 20 tahun lalu.
Baca juga: Pemkot Malang Fokus Kendalikan Inflasi Jelang Pemilu dan Imlek 2024
"Mulai 2012 lalu, saat itu burung emprit dijual harga Rp1500 per ekor dan sekarang ini di tahun 2023, harganya menjadi Rp2000 per ekor," jelasnya.
Sedangkan, lanjut Zainab, pagi ini 200 ekor burung sudah terjual dan mentok sampai sore hari biasanya 3000 ekor bisa laku.
"Patokannya kalau di momen Imlek seperti ini, 3000 ekor bisa habis terjual dan keuntungannya per hari bisa mencapai 2 juta," ungkapnya.
Baca juga: Sepi Pembeli, Luminor Sidoarjo, Imlekan
Diketahui, tidak hanya burung jenis emprit saja yang dijual, melainkan ada juga burung berjenis perkutut yang dijual dengan harga 25 ribu/ekor, dan ini biasanya juga dibuat untuk fang seng.
"Burung perkutut dan burung emprit, menerima setoran dari penjaring yang setiap harinya disetor kesini, alhamdulillah kalau di Imlek bisa ramai terus seperti ini," pungkasnya.
Sekadar informasi, Zainab membuka stand jualan di Klenteng Sanggar Aggung Kenjeran ini bersama dengan saudaranya setiap hari, atau tidak musiman saat perayaan Imlek saja.