jatimnow.com - Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meninjau ulang kebijakan penempelan stiker keluarga miskin.
"Sebenarnya banyak anggota dewan yang terkejut dengan kebijakan ini. Karena kebiasaan masyarakat kita, walaupun dengan segala keterbatasannya, tidak mau disebut miskin. Kenapa, karena kita masih punya martabat, punya harga diri. Itu sebabnya, atribut Keluarga Miskin itu perlu ditinjau ulang,” ujar Adi, Senin (23/1/2023).
Cak Awi, sapaan lekatnya, menyebut kebijakan penempelan stiker keluarga miskin tidak sesuai dengan komitmen Pemkot Surabaya dan DPRD.
Baca juga: Ditemukan Bungker Narkoba di Jalan Kunti Surabaya, Isinya Mengejutkan!
"Komitmennya adalah dengan barcode. Karenanya saya berharap agar dikembalikan ke komitmen awal pada saat pembahasan yaitu penandaan berupa barcode,” jelasnya.
Baca juga: Polisi Gerebek Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya, 25 Orang Ditangkap
Pihaknya juga menyoroti warna stiker yang didominasi dengan warna merah, apalagi di tahun politik. Ia menyarankan untuk menggunakan warna yang netral.
"Warnanya silahkan jangan cuma warna merah. Karena banyak yang menanyakan mengapa warna merah, apalagi di tahun politik. Bisa abu-abu ungu atau putih. Netral sajalah,” imbuhnya.
Baca juga: Menteri ATR/BPN - PWNU Jatim Teken Kerja Sama Sertifikat Tanah Wakaf
Pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya itu juga mengatakan, DPRD Surabaya tengah berkonsentrasi menyoroti pengurangan penerima bantuan permakanan untuk warga yang menyentuh angka Rp113 miliar.
"Seperti anak yatim yang menerima permakanan sekarang jumlahnya lebih sedikit. Ada indikasi yang menunjukkan mereka ini berubah statusnya, sehingga tidak lagi menerima per makanan. Begitu juga dengan lansia yang tidak mampu,” ujar Adi.