jatimnow.com - Sony Wahyu Alfarsyah merupakan sosok pemuda yang tekun dan semangat dalam mengapai impiannya, meski dalam keterbatasan finansial.
Anak dari pasangan keluarga sederhana Ali Mukson dan Getti Farida ini dinobatkan sebagai juara 1 dalam Pemilihan Duta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur periode 2023-2024.
Alumni S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini telah menyisihkan 148 peserta dari berbagai elemen masyarakat Jawa Timur, mulai mahasiswa S2, guru, dan para pekerja di sektor terkait BAZNAS.
Baca juga: Pertemuan Mengharukan Ibu dan Anak yang Terpisah 37 Tahun
Prestasi yang diperoleh ini tidak lepas dari dukungan dan peran orangtua, khususnya sang ibu. Sony lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang saling menguatkan. Sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), kedua orangtuanya sudah divorce.
"Sejak saat itu, saya ikut ibu untuk berjuang dan mengapai impian kami. Ibu bekerja sebagai tukang ojek panggilan dan penjaga toko mukenah. Memang latar belakang orangtua saya bukan berasal dari orang dengan pendidikan yang tinggi. Namun mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, khususnya saya dipesani ibu untuk selalu mengapai impian dan mewujudkan kesuksesan," tutur Sony, Rabu (1/2/2023).
Pemuda kelahiran 20 Juli 1999 ini menceritakan bahwa orangtuanya selalu berusaha memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Peran dan dukungan orangtuanya juga sangat berpengaruh, baik dalam segi moril maupun materiil. Karena selalu mengusahakan dan mengedepankan kebahagiaan anak-anaknya, khususnya untuk pendidikan.
"Ibu saya pernah berkata, bahwa ibu memang tidak bisa memberikan harta, kekayaan, maupun warisan. Ibu hanya bisa memberikan bekal ilmu, yang nantinya semoga bisa kamu pakai untuk mengangkat derajat keluarga, khususnya derajat orangtua," tutur Sony sembari meneteskan air mata.
Pria yang pernah mendapatkan beasiswa penuh Unusa ini mengungkapkan, motivasinya hingga bisa mencapai tahap ini, adalah yang pertama dari dirinya sendiri. Karena jika dirinya sendiri belum ada semangat atau motivasi, maka motivasi yang diberikan oleh orang lain tidak akan terlaksana.
Baca juga: Belajar Kreatif di Balik Penjara, Siapkan Diri Kembali ke Masyarakat
Kedua dari ibunya. Setiap ada rasa ingin malas-malasan dan putus asa saat menggapai impian, rasa ingin menyerah menghadapi lika-liku kehidupan maupun selama menempuh studi di Unusa, serta tidak melaksanakan sesuatu dengan baik, dirinya ingat ibunya.
"Orangtua adalah motivasi terbesar saya. Karena di pikiran saya selalu teringat adanya orangtua yang bekerja keras demi menghidupi sampai ke jenjang perguruan tinggi saat ini. Hal ini sebagai jalan saya untuk menggapai cita-cita serta mengangkat derajat keluarga, khususnya ibu. Prinsip hidup yang saya pegang yakni, menyerah boleh asalkan jangan terpacu di situ, ada saatnya kembali berjalan lagi menuju sesuatu yang diinginkan," ungkap Sony.
Pria yang pernah menjadi mentor Beasiswa Cendekia BAZNAS Unusa Periode 2021-2022 ini mengungkapkan, bahwa dirinya menjadi Duta BAZNAS Jatim 2023-2024 ini merupakan perpanjangan tangan dari BAZNAS untuk generasi milenial, agar lebih melek lagi tentang pentingnya zakat bagi diri sendiri, orang lain, dan Bangsa Indonesia.
"Saat di BAZNAS Unusa, membuat saya terdorong untuk menjadi perpanjangan tangan BAZNAS. Tujuannya untuk menyebarkan semangat kebaikan dan pentingnya zakat, infaq, dan sedekah di kalangan generasi milenial saat ini," tambah dia.
Baca juga: Umar Syahroni, Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya
Pengajar di SD Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya ini mengungkapkan, sebagai seorang guru muda, dia ingin memberi dan menjadi contoh kepada para generasi muda Indonesia, serta dan berkontribusi secara lebih bagi masyarakat sekitar dengan caranya sendiri.
Dirinya juga memberikan tips dan trik agar para pemuda yang ingin menjadi Duta BAZNAS Jatim dapat mengikuti seleksi secara maksimal.
"Tips dan triknya mengikuti seleksi Duta BAZNAS Jatim adalah cukup percaya kepada diri sendiri bahwa kita itu luar biasa, tidak ada yang seperti kita, dan kita hanya satu. Yakini bahwa kita hebat dengan kemampuan yang kita miliki," tandasnya.