jatimnow.com - Pernah mendengar jumbrek? Jika belum, jumbrek merupakan kuliner berupa makanan ringan khas Lamongan. Namanya memang sedikit asing di telinga warga non-Lamongan.
Tapi makanan ringan atau kudapan ini wajib dijajal bila melintas atau memang mampir ke Kota Soto. Jangan tanya rasanya, legit dan manis!
Sebetulnya, jumbrek hanya bisa dijumpai di Kecamatan Paciran, Lamongan utara. Kudapan ini juga menyandang predikat legendaris.
Baca juga: Cawagub Lukman Pulang ke Lamongan, Minta Restu Ibu dan Ziarah Makam Ayah
Usut punya usut, jumbrek diduga sudah ada antara abad 15 hingga 16. Dulunya kudapan tersebut menjadi suguhan yang dihidangkan untuk para tamu saat berkunjung ke rumah wali atau sunan.
"Sejak dulu, Jawa bagian pesisir utara kerap jadi salah satu sasaran dakwah para wali. Nah, jumbrek inilah hidangan favorit sejak abad ke-15 hingga 16," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Siti Rubikah Senin (6/1/2023).
Baca juga: Guru di Lamongan Sukses jadi Peternak Bebek hingga Raup Cuan Belasan Juta Rupiah
Selain menjadi hidangan para wali, Rubikah menerangkan bahwa jumbrek telah menjadi salah satu makanan tradisional yang wajib ada dalam acara tradisi sedekah bumi yang digelar di kawasan setempat.
Sebetulnya jumbrek terbuat dari bahan-bahan seperti tepung beras, santan kelapa dan gula merah siwalan yang sangat khas. Ia menegaskan, jumbrek sangat cocok dijadikan sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke Paciran, Lamongan.
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
"Jika musim nangka tiba, pembuatan jumbrek biasanya juga dicampur dengan potongan nangka untuk menambah cita rasa yang beragam. Kemudian dibungkus dengan daun lontar yang dibentuk kerucut lalu dikukus," tambahnya.
Bagi para pengunjung yang ingin menikmati Jumbrek, bisa langsung membelinya di warung-warung yang berada di sepanjang Jalan Raya Paciran. Jumbrek dijual dengan harga Rp20 ribu-Rp30 ribu per ikatnya.