Kiat Pengrajin Kayu Kota Batu Bertahan Digempur Produk Plastik Impor

Sabtu, 25 Feb 2023 12:39 WIB
Reporter :
Achmad Titan
Pengrajin kayu di Kota Batu. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Jumlah UMKM pengrajin kayu di Kota Batu menyisahkan hanya 35 usaha saja. Mereka juga terpusat di Dusun Rejoso, Desa Junrejo. Setiap tahun jumlah pengrajin terus merosot.

Koordinator UMKM setempat, Sukirno (55) mengatakan, sekitar tahun 2010 lalu, jumlah UMKM di wilayahnya mencapai 90 usaha. Menurutnya, jumlah usaha yang terus menurun hampir setiap tahun disebabkan beberapa hal.

"Mulai tahun 1960, masyarakat sini sudah membuat peralatan dapur seperti cobek, entong, talenan dan lainnya. Tapi yang bertahan, mereka yang bisa beradaptasi dengan pasar, artinya ini terkait inovasi," katanya, Sabtu (25/2/2023).

Baca juga: Investasi Naik 28,9 Persen, Pj Wali Kota Batu: Tertinggi Sektor Pariwisata

Seperti usaha kriya kayu miliknya yang tidak hanya memproduksi peralatan dapur saja. Tetapi, usahanya yang sudah berdiri sejak 1997 itu juga menerima pesanan sesuai kebutuhan konsumen.

"Kemajuan teknologi, banyak barang-barang impor masuk, seperti dari Tiongkok, itu peralatan dapur bisa berganti dari kayu ke plastik, dan jumlahnya banyak, murah. Kalau kita bertahan di alat dapur, pasarnya sudah kalah, maka harus berinovasi," katanya.

Baca juga: Pemotor di Kota Batu Tabrak Tembok Rumah Warga, Diduga Mabuk Berat

Kini, usahanya rata-rata bisa mengerjakan 500 produk kriya kayu dalam waktu seminggu. Hasil produk inovasinya seperti kotak tisu, kotak perhiasan, tempat piring, tempat pisau, tempat pajangan produk, asbak dan lainnya.

\

Harganya mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Saat ini, Sukirno memiliki 25 pegawai yang membantu usahanya itu.

"Pesanan itu biasanya dari pengusaha, perhotelan, ada yang dari Jawa Timur, Jakarta, Bali, ini ada yang lagi pesan tempat untuk display produk dari Tiongkok," katanya.

Baca juga: 3 Pengembang di Kota Batu Serahkan PSU Senilai Rp980 Miliar

Lebih lanjut, saat ini selain sektor kriya, di Dusun Rejoso juga terdapat sekitar 50 persen dari usaha yang ada bergerak dalam olahan makanan dan minuman. Selain itu, di wilayah tersebut juga menjadi wisata edukasi kriya.

"Sebulan ada saja yang datang, tiga sampai empat kali, yang datang rombongan biasanya," tutupnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Kota Batu

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler