jatimnow.com - Program permakanan menjadi salah satu terobosan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengatasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Surabaya.
Para lansia, anak yatim dan penyandang disabilitas mendapat perhatian khusus. Mereka setiap hari, mendapat bantuan program permakanan.
Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya tahun 2018, daftar penerima manfaat program permakanan terbagi menjadi tiga kategori.
Baca juga: Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
Rinciannya yakni, sebanyak 17.537 untuk lansia, anak yatim dengan usia di bawah umur 18 tahun 5.860 penerima dan untuk penyandang disabilitas sebanyak 5.712 orang
Kasi Organisasi dan Swadaya Sosial Dinas Sosial Surabaya Eny Zuliati mengatakan, Pemkot Surabaya selain fokus pada pembagunan infrastruktur, kepedulian terhadap para PMKS di Surabaya juga menjadi prioritas utama pemerintah. Salah satunya adalah melalui program bantuan makanan.
“Jadi, selain membangun infrastruktur, kepedulian terhadap orang-orang penyandang masalah kesejahteraan sosial juga menjadi prioritas utama pemerintah. Membangun manusia juga menjadi prioritas utama Bu Risma,” kata Eny, di Kantor Dinas Sosial Surabaya, Senin, (13/08/2018).
Eny-sapaan akrabnya menyampaikan, untuk program permakanan lansia, tahun 2018 ada kenaikan angka Daftar Penerima Manfaat (DPM) bantuan tersebut.
Pada tahun 2017, jumlah daftar penerima sebanyak 15.537. Sedangkan tahun 2018, jumlah lansia penerima program permakanan sebanyak 17.537 orang.
“Dari jumlah tersebut, selain lansia usia 60 tahun ke atas, pra lansia dengan usia 45 tahun ke atas juga mendapat program permakanan,” ujarnya.
Baca juga: Merantau 50 Tahun hingga Telantar, Warga Ponorogo Dipulangkan Dinsos Siak
Namun, lanjut Eny, ada beberapa sebab yang menjadikan pra lansia tersebut berhak mendapatkan bantuan program permakanan.
Salah satunya yakni, orang tersebut masuk dalam daftar database Pemkot Surabaya, terindikasi sebagai warga miskin.
“Jika ada temuan baru, maka Dinsos Surabaya selanjutnya kembali melakukan outreach mendalam ke lapangan. Kemudian melihat daftar jumlah kuota penerima yang tersedia. Seperti jika ada salah satu DPM yang meninggal dunia, baru bisa digantikan dengan orang lain,” terangnya.
Eny menjelaskan, saat ini setiap DPM perharinya mendapat jatah permakanan seharga Rp 11 ribu. Sementara dalam menyalurkan program permakanan lansia, Dinsos Surabaya dibantu oleh petugas kirim sebanyak 251 orang.
“Mereka (petugas kirim permakanan) setiap harinya, sebelum pukul 09.00 WIB, datang ke masing-masing rumah DPM untuk mengantarkan makanan itu,” tutur perempuan berkerudung ini.
Baca juga: Ngantor di Desa, Bupati Banyuwangi Temukan Warga Lansia Produktif
Sementara itu, Kasi Perlindungan Sosial Dinsos Surabaya Edy Siswanto mengungkapkan, untuk daftar penerima manfaat program permakanan anak yatim, mencapai 5.860 anak dari jumlah kuota yang tersedia 6.000.
“Data penerima itu, sewaktu-waktu bisa berubah-ubah. Misalnya, jika ada anak yang sudah mencapai usia 18 tahun, maka otomatis sudah tidak berhak mendapat bantuan program permakanan anak yatim,” jelasnya.
Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes