jatimnow.com - Pemerintah Republik Indonesia telah mengumumkan bahwa pembelian kendaraan listrik mendapat insentif sampai puluhan juta rupiah. Hal ini berdampak pada meningkatnya pembelian dan penggunaan kendaraan listrik.
Dosen Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur (TMM) Fakultas Teknik Universitas Surabaya, Jaya Suteja, S.T., M.Sc., Ph.D., menjelaskan spesifikasi yang perlu diperhatikan ketika membeli kendaraan listrik.
Jaya, sapaan akrabnya, mengatakan hal pertama yang paling penting untuk diketahui adalah kapasitas baterai. Menueutnya, kapasitas baterai adalah total energi listrik yang dapat disimpan di dalam baterai.
Baca juga: Polresta Malang Kota Akan Buka SPKLU untuk Umum
“Pada kendaraan konvensional, kapasitas baterai itu mirip seperti kapasitas tangki bahan bakar. Semakin besar kapasitas baterai, maka tidak perlu sering melakukan pengisian baterai,” jelas Jaya, Kamis (23/3/2023).
Ia menambahkan, penting juga untuk mengetahui apakah kendaraan tersebut sudah fast charging atau tidak. Apabila sudah masuk kategori fast charging, pengguna tidak perlu menunggu terlalu lama mengisi daya kendaraan.
Kapasitas baterai ini juga menentukan jarak tempuh maksimal kendaraan listrik. Hal ini, menurut Jaya, perlu diperhatikan mengingat belum banyak tempat pengisian baterai, khususnya di luar kota besar.
"Garansi dari baterai juga perlu diperhatikan mengingat harga baterai yang cukup mahal. Jika baterai rusak, biaya pembelian seluruh baterai sekitar separuh harga kendaraan listrik baru. Jadi, akan lebih baik jika baterai bisa dibeli per bagian-bagian kecil. Agar bila ada kerusakan, hanya sebagian baterai yang rusak saja yang perlu diganti,” ujar pakar Teknik Mesin itu.
Baca juga: Siswa SMK NU Ma'arif Doro Pekalongan Kunjungi Pabrik Molindo Gresik
Selain itu, pembeli harus mempertimbangkan konsumsi energi tiap kilometer, untuk mengukur equivalent miles per gallon. Semakin tinggi nilai ekuivalennya, kendaraan listrik semakin irit dan dapat memperbesar jarak tempuh.
Mengapa harus berpindah ke kendaraan listrik? Jaya menegaskan bahwa kendaraan listrik memiliki banyak keuntungan dibanding kendaraan konvensional berbahan bakar minyak. Alasan utamanya adalah lebih ramah lingkungan.
“Kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi dan suara saat digunakan. Polusi akibat pembangkit listrik terpusat di tempat pembangkitan, sehingga lebih mudah ditangani,” jelasnya.
Keuntungan berikutnya adalah dari segi efisiensi. Proses pembangkitan listrik lebih efisien daripada pembuatan bahan bakar minyak. Akibatnya, energi yang sama dari bahan bakar awal dapat menggerakan lebih banyak kendaraan listrik dibanding kendaraan konvensional.
Baca juga: Mengintip Spek Motor Listrik EVITS Karya ITS Surabaya, Lebih Canggih dari GESITS
"Komponen kendaraan listrik lebih sedikit dan sederhana. Harga jual energi listrik juga akan semakin murah, tentu saja biaya kepemilikan dan perawatan jadi jauh lebih murah," Jaya menambahkan.
Ke depannya, Jaya menyebut prospek kendaraan listrik masih sangat cerah.
Ia berharap pemerintah bisa memicu percepatan peralihan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Aturan terkait kelestarian lingkungan bisa mendorong banyaknya penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.