jatimnow.com - Perayaan Hari Raya Idul Fitri bagi masyarakat Indonesia identik dengan tradisi mudik ke kampung halaman. Di dalam tradisi itu memiliki multiplayer effect yang cukup luas baik dari sisi ekonomi maupun budaya.
Dari sisi budaya, mudik pada momen Lebaran dimanfaatkan untuk silaturahmi dan ziarah kubur. Sementara dampak ekonomi terciptanya distribusi uang di daerah. Misalnya untuk kegiatan wisata, kuliner, belanja oleh-oleh hingga pembagian angpao.
Praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Edi Priyanto menilai, tradisi mudik tidak bisa memenghindarkan kemacetan. Utamanya bila membawa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat, untuk menikmati liburan Lebaran.
Baca juga: Arus Balik dan Mudik, 122.958 Orang Naik Bus dari Terminal Seloaji Ponorogo
"Ada beberapa aspek keselamatan yang perlu diperhatikan saat mudik mengendarai kendaraan. Di dalamnya ada potensi bahaya dan risiko yang mengancam pengendara," kata Edi Priyanto, dalam keterangan tertulis, Rabu (5/4/2023).
Dalam sudut pandang keilmuan K3 penyebab kecelakaan bisa diketahui dua sebab, yakni adanya tindakan yang tidak aman (unsafe action) dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition).
Kondisi tidak aman biasanya menyangkut pada perilaku manusia. Menurut Edi, inilah penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Misalnya ugal-ugalan, ngebut, hingga tidak patuh dengan rambu-rambu lalu lintas.
Sedangkan kondisi tidak aman dalam perjalanan mudik dengan kendaraan bisa disebabkan ketidaklayakan infrastruktur. Contoh jalan rusak, rambu lalu lintas tidak memadai, dan kendaraan yang tidak laik fungsi. Bisa juga disebabkan faktor perilaku kecerobohan orang lain.
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
"Sebetulnya kecelakaan bisa dihindarkan dengan menerapkan budaya disiplin. Ini menjadi faktor penting yang harus dimulai dari diri sendiri untuk berperilaku aman di jalan raya," lanjut pria yang juga pemerhati lingkungan ini.
Selain itu, Wakil Ketua Dewan K3 (DK3) Jawa Timur itu berharap calon pemudik memerhatikan beberapa hal. Yakni seluruh komponen kendaraan laik fungsi, seperti lampu, spion, pedal rem dan gas, lampu sign, wiper, dan minyak rem maupun oli.
Bila perlu membawa kotak P3K dan alat pemadam kebakaran ringan (APAR), payung, serta tempat sampah di dalam mobil.
"Tidak ada salahnya dibawa ke bengkel, untuk memastikan dan mengecek, apakah kendaraan sudah layak untuk digunakan mudik. Jangan lupa tempatkan peralatan di tempat yang mudah dijangkau dan mudah terlihat," urai Edi.
Baca juga: IPC TPK Melepas Keberangkatan Peserta Mudik bersama BUMN Pelindo
Sejalan dengan itu, ia meminta calon pemudik wajib memeriksakan kesehatan di klinik atau puskesmas terdekat. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah ini menganjurkan agar pengemudi memiliki waktu istirahat yang cukup guna menghindari ngantuk di jalan.
Edi juga mengimbau agar bawang bawaan tidak mengganggu sudut pandang pengemudi maupun kenyamanan penumpangnya. Masalah ini kelihatan sepele tapi penting, guna menghindari hal-hal negatif di jalan.