jatimnow.com - Partai Gerindra Jawa Timur terus mengampanyekan Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024. Itu sebabnya Gerindra Jatim menggelar berbagai kegiatan dan revolusi putih sebagai instruksi dari pimpinan partai.
Kegiatan ini dilakukan sepanjang bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri, dengan menggelar berbagi makanan, seperti takjil hingga sembako.
Sementara titik penyebaran disebar di berbagai tempat, seperti kampung, musala, masjid hingga panti asuhan yatim-piatu.
Baca juga: Fraksi Gerindra DPR-RI Kaji KPU dan Bawaslu jadi Badan Adhoc, Demi Apa?
"Kegiatan silahturahmi ini untuk pemenangan Pak Prabowo sebagai Capres 2024, sesuai intruksi Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco. Sedangkan bagi-bagi sembako, takjil hingga santunan untuk anak yatim-piatu dan janda duafa, merupakan instruksi dari (Ketua Umum Gerindra) Pak Prabowo," kata Wakil Bendahara DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Ajeng Wira Wati kepada jatimnow.com, Rabu (26/4/2023).
Wanita yang juga Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya itu menegaskan, jika kegiatan berbagi merupakan kegiatan rutin, dan sudah dilakukan setiap bulan.
Baca juga: Keponakan Prabowo, Saras Bawa Pesan Khusus untuk Warga Jember
"Sudah nggak canggung lagi menjalankan instruksi Ketum Gerindra. Biasanya kegiatan sosial ini dilaksanakan pada H-10 sebelum lebaran," lanjutnya.
Selain berbagi, sebagai pimpinan komisi yang membidangi pendidikan dan kesehatan, Ajeng yang juga Ketua Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Surabaya itu mengaku mendapat tugas untuk menggelar revolusi putih.
Baca juga: Pimpinan DPRD Jatim 2024 - 2029 Lengkap, Ini Usulan Nama dari PDIP dan Gerindra
Revolusi putih ini ia gelar ke kampung-kampung hingga masjid-masjid di beberapa wilayah Kota Pahlawan. Ia juga berharap, usaha tersebut bisa membawa dampak positif di tengah masyarakat dengan bonus kemenangan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.
"Giat Revolusi Putih ini yakni menekan angka gizi buruk dan pemenuhan gizi bagi anak-anak yatim piatu di perkampungan dan tempat ibadah. Alhamdulillah sudah saya jalankan semua di perkampungan, musala dan masjid seperti di Gubeng, Genteng, Simokerto dan Tegalsari,” pungkas Ajeng.