jatimnow.com - Animo Jawa Timur masyarakat terhadap permintaan alat kontrasepsi non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) masih tinggi. Ada 7 alat kontrasepsi non-MKJP yang paling banyak diminati warga Jawa Timur.
Berdasarkan total Peserta KB Baru (PB) 174.873, yang paling diminati adalah suntik sebanyak 47,98 persen, pil sebanyak 17,65 persen, implant sebanyak 15,94 persen, IUD sebanyak 11,88 persen, Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 3.14 persen, kondom sebanyak 3,4 persen dan Metode kontrasepsi Medis Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,02 persen.
Hal ini terungkap saat Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur melatih para bidan dalam pelayanan kontrasepsi.
Baca juga: Bank Jatim Sukses Bukukan Laba Bersih Rp703 Miliar di Semester I 2025
Ini menyusul angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmetneed) di Jawa Timur berdasarkan data Sistem informasi Keluarga (SIGA-YAN) KB per 16 Juni 2023 masih tinggi. Yaitu di angka 12,97 persen. Sedangkan target unmetneed sebesar 11,74 persen.
Baca juga: Harapan Manis, Jatim Bakal Tanam 70 Ribu Hektar Tebu untuk Swasembada Gula
Ketua Timja Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto, menjelaskan, salah satu upaya penurunan angka stunting adalah menekan angka unmetneed. Oleh karenannya digelar pelatihan pelayanan kontrasepsi untuk para bidan pada Sabtu (24/6/2023) lalu.
Selain angka unmetneed yang masih tinggi, kata Sukamto, berdasarkan data SIGA-YAN, jumlah cakupan Peserta KB Baru (PB) 17,77 persen.
Sedangkan untuk PB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebesar 46,56 persen dan PB pasca0persalinan atau pasca-keguguran sebesar 52,83 persen.
Baca juga: BKKBN Jatim Genjot Konsultasi Digital Cegah Stunting, Respons Publik Meningkat Tajam
"Animo masyarakat terhadap permintaan alat kontrasepsi non MKJP masih tinggi, jelas Sukamto.
Ditambahkan, masih terjadi kasus komplikasi berat sebanyak 76 kasus dengan rincian 37 kasus implan, 39 kasus IUD, dan satu kasus MOW.