jatimnow.com - Di tengah perkembangan teknologi dan pengaruh smart phone yang terus masif, pentas kidungan Jula-Juli masih terus lestari. Anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih melestarikan tradisi dengan menjaga marwah Jula-Juli.
Kidungan Jula-Juli merupakan bagian dari tradisi ludruk. Liriknya pun menggunakan bahasa Jawa yang sangat lucu dan mengelitik. Sehingga mengundang gelak tawa penonton yang melihat dan mendengarkannya.
Selain itu, Jula-Juli diiringi dengan musik gamelan khas ludruk. Jula-Juli sendiri adalah sebuah syair yang kemudian dilagukan ketika pertunjukan ludruk dimulai.
Baca juga: Banjarkemantren Juara 1 Penghargaan Aksi Gemilang 2023 Disporapar Sidoarjo
Azizatuz Jamalia (12) siswi kelas 1 SMPN 37 Surabaya berduet dengan Bestari Fatimatuz Zahra (12) siswi kelas 1 SMPN 3 Surabaya di panggung Waroeng Joglo Merah Putih Surabaya. Geraknya lincah dan seloroh yang keluar dari mulutnya kemudian mendatangkan gelak tawa dari para pengunjung.
“Ajak anak-anak untuk main keluar rumah, biar tidak mager,” kata Zahra, Kamis (27/7/2023).
Melalui Kidungan Jula-Juli, ia dan teman-temannya di sanggar tari dan ludruk ingin terus berada di jalur tradisi. Ludruk menjadi pilihannya, melalui kesenian asli Surabaya itu, ia tetap bermain dengan teman sebayanya serta bisa bergembira.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Ikan Sembilang di Surabaya, Yuk Merapat ke Waroeng Joglo Merah Putih!
“Bahkan teknologi juga bisa kok untuk membantu pelestarian budaya. Jadi Jula-Juli juga ditayangkan di YouTube. Jadi masih bisa terus melestarikan kesenian tradisi,” ungkapnya.
Manajer Waroeng Joglo Merah Putih Aan Haryono mengatakan, ruang kesenian tetap terjaga di tengah percepatan teknologi yang berkembang begitu cepat. Pihaknya memberikan ruang bagi anak-anak untuk terus menjaga kesenian tradisi.
“Kidungan Jula-Juli menjadi tradisi yang bisa terus dijaga, kami memasukannya sebagai bagian dari kalender kebudayaan di Joglo Merah Putih,” katanya.
Baca juga: Pilihan Pembaca: Terduga Hacker Bjorka dan Cak Sapari Meninggal Dunia
Ia melanjutkan, kalender kebudayaan lainnya juga terus dilakukan di Joglo Merah Putih. Selain Kidungan Jula-Juli juga ada pentas wayang, ludruk, drama, pembacaan puisi sampai musik keroncong.
“Ruang kebudayaan menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan masyarakat,” jelasnya.