jatimnow.com - Kebudayaan adalah jiwa dari sebuah pembangunan. Kesenian adalah salah satu organ pentingnya. Pernyataan ini disampaikan Ketua Teater Api Indonesia, M. Saleh, dalam momen peringatan 30 Tahun Perjalanan Teater Api Indonesia di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Gedung Balai Pemuda Surabaya, Jumat (28/7/2023) malam.
Dikatakan M Saleh, Teater Api Indonesia sebagai bagian dari komunitas kesenian di Kota Surabaya ini telah melihat bagaimana kota ini dibangun, baik secara fisik infrastruktur, maupun sumber daya manusia atau segi sosial kebudayaannya.
"Pembangunan kota tanpa melihat sisi kebudayaan, termasuk juga karakter masyarakat, tidak akan memiliki jiwa dan karakter. Pembangunan seperti itu hanya menghabiskan anggaran karena sekedar fisik. Teater Api Indonesia memiliki tanggung jawab untuk turut menyikapi sebagai bagian dari warga Kota Surabaya, bagian dari Provinsi Jawa Timur, bagian dari Indonesia dan bagian dari warga dunia," paparnya.
Baca juga: Hari Kartini, Disbudpar Jatim Ajak Puluhan Perempuan Tangguh Berwisata di Batu
Selain itu, M Saleh menambahkan, momen peringatan ini juga menjadi penguatan dialog dalam dunia teater dimana Teater Api dalam perjalanan proses kreatif memilih dalam konsep teater tubuh sebagai ruang eksplorasi.
Sementara Ketua Dewan Kesenian Surabaya, Chrisman Hadi, melihat komitmen komunitas teater yang lahir di tahun 1993 ini dalam konsep kebangsaan yang kuat.
"Meski kalau disingkat Teater Api Indonesia, TAI, jadi gak enak singkatannya. Tai," guraunya.
Namun Chrisman melihat perjalanan 30 tahun yang sudah dilewati namun Teater Api masih hadir dan berkarya.
"Ini menandakan adanya regenerasi. Inilah yang sangat penting," tegas Chrisman Hadi.
Senada dengan penyataan tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astutik juga mengapresiasi perjalanan 30 tahun yang telah ditempuh sebuah kelompok teater di Kota Surabaya ini. Reni menggarisbawahi pencapaian dari perjalanan tersebut.
Baca juga: Kemeriahan Festival Kesenian Pesisir Utara 2019 di Sampang
"Sebagai kelompok yang fokus pada kegiatan seni budaya, tentu akan memberi sumbangsih pada perkembangan budaya di Kota Surabaya ini. Semoga di usia 30 tahun, kontribusi Teater Api Indonesia makin nyata mewarnai perkembangan kebudayaan," ucap politisi PKS ini.
Sementara Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jatim, Yordan Batara Goa, memberikan apresiasi kepada Teater Api Indonesia yang melibatkan pemerintah dalam even-even kesenian.
"Hal ini penting karena pemerintah memang harus hadir untuk menghidupkan kebudayaan masyarakatnya. Demikian pula kesenian, harus diperhatikan dan dilestarikan," ucapnya.
Tehadap kegiatan seni budaya, sudah menjadi kegiatan keseharian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur (Disbudpar Jatim). Sayangnya, Kepala Disbudpar Jatim tidak bisa hadir dan diwakili oleh Sub Koordinator Pembinaan Seni Budaya Kartika Widyawati, SE,M.I.Kom.
Dalam sambutan Kadisbudpar Jatim yang disampaikan oleh Kartika, bahwa keberadaan teater umumnya dan Teater Api Indonesia khususnya memberikan wadah atau ruang untuk berekspresi dan berharap dengan jejaring yang dimiliki Teater Api Indonesia dapat menjadi mitra pemerintah turut serta dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
Hadir dalam momen peringatan tersebut, Head of Language Wisma Jerman, Hannilette Diola, Cultural Program Wisma Jerman, Dhahana Adi serta dan Studentin Wisma Jerman, Lea Lunetta. Sementara dari Institut Francias Indonesia hadir Direktur IFI, Sandra Vivier dan Bidang Komunikasi dan Kebudayaan Pramenda Krishna.
Dalam momen peringatan ini, Teater Api Indonesia menggelar serangkaian acara. Dimulai dengan pameran seni rupa, yang menampilkan karya dari 4 seniman anggota Teater Api, Slamet Gaprak, Ridho dan M Saleh. Berikutnya, Sabtu (29/7/2023) dilanjutkan dengan peluncuran website dan pemutaran video pertunjukkan.
Selanjutnya, Minggu (30/7/72023) akan digelar pertunjukkan teater oleh Tony Broer, aktor, sutradara sekaligus dosen ISBI Bandung. Terakhir, peringatan ini ditutup dengan diskusi seni dan kebudayaan dengan pembicara Halim HD, networker kebudayaan dari Surakarta.