jatimnow.com - Di antara nama-nama Pj bupati yang diusulkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, ada satu sosok spesial yang dipasang di dua tempat. Yakni Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Jatim, Benny Sampirwanto.
Nama Benny muncul sebagai penjabat (Pj) bupati di dua daerah, yakni Probolingg dan Madiun. Ingin mengenal lebih dalam tentang sosok Benny Sampirwanto, berikut rekam jejak dan profil singkatnya:
1. Kepala Sub Bagian Kerjasama Lembaga Internasional Biro Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur 2003-2010.
Baca juga: KA BIAS Madiun-Bandara Adi Soemarmo Catat 1.400 Penumpang Selama Uji Coba
2. Kepala Bagian Kerjasama Antar Daerah Luar Negeri Biro Administrasi Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur 2010-2014.
3. Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Provinsi Jawa Timur 2016-2018.
4. Kepala Biro Administrasi Kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2018-2019.
5. Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Pemerintahan dan Pembangunan Malang Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2019-2020.
6. Plt Kepala Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Madiun Pemerintah Provinsi Jawa Timur 01 Agustus 2020.
Baca juga: KAI Daop 7 Madiun Uji Coba Kereta Bandara Adi Soemarmo Solo, Cek Harganya
7. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur tahun 2020.
8. Plt Kepala Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Jember Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tahun 2021.
9. Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Jatim hingga sekarang.
Tumbuh dan besar di Kota Kediri, Benny Sampirwanto memang putra asli Jawa Timur. Lulus dari SD Kaliombo 1 Kota Kediri pada tahun 1976, SMPN 3 Kediri lulus pada tahun 1980, SMA Negeri 3 Kediri lulus pada tahun 1984,
Baca juga: Bank Jatim Beri Suntikan Petani Tebu Madiun Rp24 Miliar
Suami dari Sri Mulyani itu melanjutkan pendidikan sarjana S-1 Sastra Inggris di Universitas Jember tahun 1989, dan S-2 Ilmu Sosial (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya pada 2006, kampus dan fakultas yang sama Gubernur Khofifah.
Eselon ll di Pemprov Jatim itu juga sempat menjadi pengajar pada 1988 di kursus bahasa Cenderela Kediri serta menjadi staf pengajar tidak tetap di Fakultas Ushluhuddin Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel cabang Kediri.
Menjadi pengajar di dua tempat dilakoninya tak lama, sampai dia diangkat menjadi Aparat Sipil Negara atau Pegawai Negeri Sipil Pemprov Jatim pada Maret 1990 dengan mengalahkan ratusan ribu pesaing.