jatimnow.com - Selain sejarahnya yang menarik, Petilasan Selo Gilang, sekitar 11 km dari pusat Kota Kediri ini juga dibalut cerita-cerita mistis. Mulai dari tempat persembunyian tentara Jepang hingga mitos pantangan warna hijau.
Konon saat itu, Belanda sempat melakukan pengeboman karena kawasan ini diduga menjadi tempat persembunyian tentara Jepang. Namun bom justru jatuh ke kawasan Klotok.
“Jadi tempat ini sakral, selain itu juga katanya yang bersembunyi di sini nggak bisa dilihat dari luar. Ada juga cerita burung lewat atas sini mati, itu dulu,” tutur Kepala Desa Keniten, Arik Suryani.
Baca juga: Cerita Dunia Lain di Sungai Simo Hilir Surabaya, Tempat Remaja Tewas Tenggelam
Namun ada yang masih dipercaya hingga saat ini, yakni mitos larangan batik palang rusak dan warna hijau. Keduanya disebut sebagai hal yang paling dibenci oleh Mbah Potro Kusumo.
Warna hijau misalnya, beberapa peristiwa aneh terjadi. Di antaranya, masyarakat yang menanam kacang hijau bisa dipastikan bakal menemui bencana. Itu kenapa sampai saat ini tidak ada masyarakat yang menanam kacang hijau di sana.
Baca juga: Cerita Horor Awak Bus Malam Surabaya-Tulungagung
“Pernah ada rombongan truk pengangkut material, salah satunya warna hijau itu mesinnya mati. Putar balik baru bisa,” cerita Arik.
Cerita lain, seorang perangkat desa pernah mengecat genteng sekolah di depan petilasan ini dengan warna hijau. Mertua Arik, mantan Kepala Desa Keniten langsung mengingatkan akan terjadinya masalah.
Baca juga: Perjalanan Ganjil Ojol di Surabaya: Jalanan Mendadak Gelap, Berubah Jadi Makam
Benar saja masalah itu terjadi. Dan sang perangkat desa langsung mengecat kembali genteng sekolah dengan warna lain.
Cerita lain adalah mitos macan putih dan kuda yang diduga sebagai tunggangan Mbah Potro Kusumo. Warga sering melihat kedua hewan tersebut di sana.