jatimnow.com - Kapten Persik Kediri Arthur Irawan kecewa dengan kinerja wasit di laga melawan Barito Putera, di Stadion Demang Lehman, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (19/8/2023) malam. Eks PSS Sleman itu menyebut bahwa wasit tidak memahami law of the game.
Kekecewaan terhadap kinerja wasit Bangkit Sanjaya itu diungkapkan Arthur Irawan melalui Instagram stories pribadinya @arthurirawan.
Ada beberapa unggahan sang pemain diikuti dengan video-video yang menunjukkan ketidakpahaman wasit terhadap law of the game.
Baca juga: Jelang Lawan PSIS Semarang, Persik Kediri Dihantui Rekor Buruk di Kandang
Salah satunya, saat Hasim Kipuw secara sengaja menghentikan bola pada menit ke 42 detik 38. Saat itu ia sengaja memberhentikan permainan dengan memegang bola dengan dalih akan dilakukan fairplay karena ia mengalami luka bocor di pelipis.
Wasit awalnya meniupkan kejadian itu dengan isyarat pelanggaran handball yang seharusnya dilakukan tendangan bebas tidak langsung untuk tim Persik Kediri.
Setelah pemain Barito mendapatkan perawatan, wasit telah menempatkan bola dengan posisi akan dilakukan tendangan bebas langsung untuk Persik Kediri, namun dikarenakan adanya intervensi pemain Barito Putera, wasit justru mengubah keputusan dengan melakukan drop ball yang merugikan tim Persik Kediri.
“Semestinya di aksi ini pemain Barito dapet kartu kuning dengan memberhentikan bola dengan tangan, memberhentikan permainan dengan unsur sengaja, bahkan bisa kartu merah karena melakukan aksi ini sebagai "last man". Wasit Bangkit Sanjaya sangat mengecewakan karena law of the game saja tidak dipahami beliau,” tulis Arthur Irawan, seperti dilihat jatimnow.com dalam Instagram stories pribadinya, Minggu (20/8/2023).
Sesuai dengan pasal 12 law of the game, pemain yang sengaja memberhentikan jalannya permainan dengan memegang bola dengan sengaja harusnya dihukum tendangan bebas langsung karena melakukan handbal.
Baca juga: Tiket Laga Kandang Persik Kediri Kini Dijual di Sejumlah Coffee Shop, Ini Daftarnya
Lainnya, adalah pelanggaran-pelanggaran keras pemain Barito Putera yang tidak diganjar kartu oleh wasit. Termasuk penalti pertama untuk Barito Putera pada menit ke 22 yang sebenarnya pemain Barito Putera justru tidak dapat melakukan kontrol bola dengan sempurna tanpa gangguan pemain Persik Kediri dan lebih cenderung dengan gesture sengaja menabrakkan badan ke pemain Persik Kediri.
“Sikutan yang diterima Supriadi tidak dapat kartu. Jelas wasit cadangan lihat tapi alasanya tidak bisa menyampaikan ke wasit utama karena microphonenya rusak. Tapi habis 1 menit tiba2 bisa lagi,” tulis Arthur lagi.
Arthur Irawan mengaku tidak masalah dengan kekalahan 2-0 untuk Persik Kediri. Barito Putera bahkan disebutnya layak. Namun pemain berusia 30 tahun itu menyayangkan kondisi perwasitan di sepak bola Tanah Air yang masih saja seperti ini.
“Selamat Barito Putera atas kemenangaanya. Sangat layak untuk menang. Note samping, sampai kapan perwasitan liga maju? Bahkan law of the game saja gak paham. Harus di pertanyakaan bagaimana mereka bisa lolos jadi wasit liga 1. Semoga kedepanya sepak bola kita lekas sembuh,” doa Arthur Irawan.
Baca juga: Persik Kediri Waspadai Serangan Balik PSM Makassar, Marcelo Siapkan Jurus Jitu
Sementara itu, disinggung soal ada atau tidaknya upaya pelaporan wasit Bangkit Sanjaya seperti saat musim lalu mereka melaporkan wasit Gedion F Depaherang, Persik Kediri memastikan pihaknya telah melaporkannya ke PT LIB.
Media Officer Persik Kediri Haryanto membenarkan laporan tersebut. Laporan langsung dikirim usai laga disertai bukti-bukti keputusan kontroversial yang dilakukan Bangkit Sanjaya.
“Iya benar, semalam selesai pertandingan langsung kita ajukan protes resmi,“ kata Haryanto.