jatimnow.com - Megilan Karnaval Lamongan 2023 mendapat perhatian besar dari masyarakat Kota Soto. Meski digelar pada bulan September, kegiatan ini tak menurunkan suasana bulan kemerdekaan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Megilan Karnaval menyuguhkan beragam budaya Nusantara yang dibingkai secara modern dan kekinian. Hal itu pula yang membuat ribuan warga Lamongan rela berdesakan dan panas-panasan untuk menonton kegiatan ini.
Di sisi yang lain, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengungkapkan bahwa Megilan Karnaval merupakan gambaran jiwa masyarakat Lamongan untuk mewujudkan Lamongan yang megilan (luar biasa).
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
Mengingat, kata Bupati, animo masyarakat merepresentasikan dukungan menggairahkan ekonomi dan potensi daerah.
“Selamat datang dan menyaksikan para masyarakat Lamongan tumplek blek (berkumpul) di alun-alun dan sepanjang rute yang dilewati, luar biasa dan ini terasa aura kita bahwa Lamongan akan semakin megilan,” ucap Bupati yang akrap disapa Pak Yes itu, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Diikuti 25 peserta yang terdiri tingkat SMP/MTs 12 peserta, SMA/MA/SMK 12 peserta, dan Dinas Pendidikan Lamongan 1 peserta.
Para peserta Megilan Karnaval menyusuri rute yang dimulai dari depan Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Jl. Lamongrejo, Jl. Ki Sarmidi Bangun Sarkono, Jl. Soewoko, Jl. KH. Ahmad Dahlan, Jl. Sunan Drajat, Jl. Andanwangi, Jl. Andansari, Jl. Basuki Rahmat, hingga finish di Gedung Sport Center Lamongan.
Berdasarkan laporan Plt. Kepala Bapelidbangda Lamongan, Sujarwo, Megilan Karnaval kedua pascapandemi ini ditujukan untuk membangkitkan nasionalisme, melestarikan budaya, serta menyemarakan event festival Lamongan.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
“Tujuan diselenggarakannya Megilan Karnaval sebagai bentuk rasa syukur menyemarakan HUT 78 RI, serta membangkitkan nasionalisme, melestarikan budaya, event festival Lamongan,” ujarnya.
Kegiatan serat akan budaya ini menjadi salah satu penguatan Program Rama Shinta (pariwisata ramah dan terintegrasi) untuk menyemarakan pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Lamongan.