jatimnow.com - Belasan desa di Trenggalek mengalami kesulitan air bersih. Pemkab Trenggalek berencana akan membuat sumur bor di 66 desa yang masuk dalam peta potensi bencana kekeringan.
Berdasarkan data BPBD setempat, krisis air bersih ini terjadi di 14 desa di 8 kecamatan. Pihak BPBD sendiri melakukan droping air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga desa terdampak kekeringan ini.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan, pihaknya telah meminta kepada BPBD untuk melakukan droping air bersih secara berkala. Ratusan unit mobil tangki telah disiapkan untuk membantu pelaksanaan droping air bersih ini.
Baca juga: Ratusan Warga 2 Desa di Trenggalek Protes Jalan Rusak, Cabup Siap Perbaiki?
Selain itu Pemkab telah menyiapkan anggaran sebanyak Rp 8 Miliar guna mengatasi bencana kekeringan ini.
"Dana ini bersumber dari APBD serta bantuan yang saat ini sedang diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui Pemprov Jatim," ujarnya, Sabtu (07/10/2023).
Baca juga: Bupati Trenggalek Raih Tanda Kehormatan Satyalencana Wirakarya Koperasi dan UMKM
Sementara itu, Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi menambahkan, pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan kepada BNPB melalui Pemrov Jatim.
Di dalam permohonan tersebut,mereka meminta untuk diberi bantuan dalam bentuk air bersih, kebutuhan saranan prasarana hingga pembuatan sumur bor.
"Kami mengacu pada data bencana kekeringan di Trenggalek tahun 2019, dalam pengajuan bantuan bencana kekeringan," imbuhnya.
Baca juga: Serius Tangani Stunting, Bupati Trenggalek Terima Penghargaan Insentif Fiskal
Berdasarkan data tersebut, terdapat 66 desa di Trenggalek yang berpotensi mengalami bencana kekeringan. Meskipun saat ini bencana kekeringan melanda di 14 desa. Mereka mewacanakan pembuatan sumur bor di 66 Desa rawan bencana kekeringan.
"Kami juga masih melakukan pendataan berapa warga yang terdampak bencana kekeringan di Trenggalek," pungkasnya.