jatimnow.com - Perayaan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 ini bertepatan dengan tahun politik. Jelang Pilpres 2024, potensi suara santri pun jadi rebutan para kontestan. Namun, apa mudah bisa mendapat simpati suara dari santri atau kalangan pondok pesantren?
Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhammad Fawait menegaskan saat ini santri dan pondok pesantren sudah semakin cerdas. Sehingga bisa membedakan yang benar-benar peduli dengan santri atau hanya sesaat untuk kepentingan Pilpres saja.
"Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih pada Pak Jokowi. Karena di masa kepemimpinan beliau Hari Santri ini ada. Peran santri untuk bangsa tidak hanya sekarang, tapi sudah semenjak zaman penjajahan. Santri selalu berada di garda terdepan untuk NKRI," kata Gus Fawait, Sabtu (21/10/2023).
Baca juga: Tutup HSN dengan Heroik Santri Bersholawat, Pj Bupati Pasuruan Beri Wejangan Begini
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib Al Qodiri IV Jember ini mengakui tahun politik kali ini adalag momentum besar semenjak Republik Indonesia berdiri. Pilpres, Pileg dan Pilkada dilakukan serentak pada tahun yang sama. Santri yang sangat banyak jumlahnya tentu akan jadi bidikan pendulang suara.
"Tapi para santri hari ini sudah cerdas. Santri hari ini sudah sangat paham bagaimana hubungan antara seorang politisi dengan santri. Ada beberapa politisi yang mungkin hanya ketika akan Pemilu dia menyapa para santri. Tetapi tidak sedikit para politisi di republik ini yang memang berasal dari kalangan santri atau memang sangat dekat dengan santri," terang politisi Partai Gerindra ini.
Diterangkan, kalangan santri sudah tahu tokoh-tokoh yang memang punya hubungan emosional dengan pondok pesantren sejak puluhan tahun lalu. Tokoh yang meman yang peduli dengan pondok pesantren sebelum mereka terjun ke dunia politik.
Baca juga: Death Metal Wafat, Turnamen Ricuh, Warga Jalan Santai Pakai Sarung
"Misalnya Pak Prabowo. Sebelum terjun ke dunia politik, beliau itu sudah dengan dengan santri, kiai, pesantren. Bahkan beliau juga sejak lama sudah dinobatkan sebagai anggota kehormatan Ansor sejak puluhan tahun yang lalu saat masih berkecimpung di militer," ungkap Gus Fawait.
Pria yang digadang menjadi calon Bupati Jember menegaskan santri akan berkontribusi untuk kemajuan NKRI. Posisi-posisi penting juga sudah pernah dijabat dari kalangan pondok pesantren. Misalnya saja KH Abdurrahman Wahid maupun KH Ma'ruf Amin serta masih banyak lainnya.
Kecintaan santri pada NKRI, ujar Gus Fawait, tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, ketika di suatu wilayah itu banyak terdapat pondok pesantren, pelaksanaan Pemilu tetap akan kondusif meski persaingan antara pendukung maupun peserta sangat ketat.
Baca juga: 7000 Pelajar Lumajang Ngaji Bareng di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang
"Di pesantren terbiasa melakukan budaya musyawarah. Artinya santri sebetulnya sudah diajarkan filosofi demokrasi dari semenjak dini. Para santri akan menjadi pendingin dari suasana tersebut," urai alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Gus Fawait mencontohkan, betapa ketatnya persaingan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019 lalu. Namun setelah Pilpres usai, Prabowo yang sudah dekat dengan pesantren sebagai kompetitor Jokowi juga tetap membantu pemerintahan demi memajukkan NKRI.
"Pak Jokowi dan Prabowo mengedepankan kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan filosofi Pancasila yang menjadi ideologi menjadi dasar dari negara ini," pungkas Gus Fawait.