jatimnow.com - Polisi akhirnya mengungkap kasus kematian siswa PSHT Komisariat UNP Kediri, Andan Wisnu Pradana (19) yang terjadi awal Oktober lalu.
Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra memastikan, tim gabungan bersama Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim telah menangkap empat pelaku penganiayaan yang terjadi di jalan Inspeksi Brantas, Mojoroto, seputaran Jembatan Brawijaya itu.
"Alhamdulillah, kurang dari satu bulan ya, tepatnya 1 November Satreskrim Polres Kediri Kota sama-sama dibackup tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur berhasil menangkap empat terduga pelaku atau tersangka penganiyaan yang menyebabkan orang meninggal dunia," kata AKBP Teddy Chandra, Sabtu (4/11/2023).
Baca juga: Duduk Perkara Pengeroyokan Saksi Paslon Jimad Sakteh di Sampang
Empat pelaku adalah, BYR (18) asal Tamanan, Kota Kediri, SBS (19), MBM (18) dan AA (19) warga Desa Bulu, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Semuanya masih berstatus pelajar.
Lebih lanjut, AKBP Teddy Chandra mengatakan, peristiwa itu bermula saat salah satu pelaku kencing di sekitar lokasi kejadian. Pelaku merasa korban yang sedang berada di seberang jalan melihat dan menantangnya.
Kemudian, pelaku menghampiri korban Andan asal Trenggalek tersebut dan langsung memukulnya. Pelaku dengan brutal juga menginjak kepala korban.
"Pelaku ini sedang terpengaruh minuman keras," jelasnya.
Baca juga: Respons KPU Jatim soal Tewasnya Saksi Paslon Jimad Sakteh di Sampang
Saat korban tidak sadarkan diri pelaku langsung kabur. Pelaku yang sempat menjalani perawatan di RS Muhammadyah akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (7/11/2023) setelah koma selama tiga hari.
Terkait pengungkapan pelaku, Kasatreskrim Iptu Nova Indra Pratama mengatakan, sebelumnya tim telah melakukan pemeriksaan terhadap 40 CCTV di kota maupun Kabupaten Kediri.
Pergerakan keempat pelaku pun terekam di 6 CCTV, masing-masing di depan BRI Cabang Pembantu Banda, Kampus IIK, Bandar Latte, sekitar Hotel Lotus, perempatan jalan Kawi dan depan Maxy.
Baca juga: Pilbup Sampang Memanas, Saksi Paslon Jimad Sakteh Tewas Dikeroyok
"Jadi ada satu yang memang sudah kita curigai. Lalu kita cek, kita lakukan pemeriksaan dan kemudian kita berhasil mengungkap itu, dikuatkan dengan bukti-bukti CCTV maupun bukti yang lain. Kemudian amankan pelaku lainnya," bebernya.
Dia memastikan tidak ada kaitan dengan organisasi perguruan lainnya. Penganiayaan ini murni karena pelaku yang terpengaruh minuman beralkohol.
"Ini tidak ada kaitannya dengan organisasi apapun," tandasnya.