jatimnow.com - Penyandang tuna rungu atau tuli, merupakan orang dengan gangguan konduktif merupakan kondisi seseorang dimana kemampuan mendengarnya baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran yang dimiliki.
Gangguan tersebut yang menghambat komunikasi dengan orang lain karena tidak diketahuinya cara untuk berkomunikasi.
Bunga Islami, seorang penyandang tuna rungu yang juga Ketua dari Komunitas Arek Tuli (Kartu) Surabaya, memiliki inisiatif mendirikan sebuah sarana bagi para penyandang tuna rungu.
Baca juga: DPD Gerkatin Jatim Diminta jadi Jembatan Pemenuhan Kebutuhan Kaum Tunarungu
Komunitas ini berdiri sejak 23 Oktober 2016, berawal dari keresahan yang dirasakan oleh Bunga akibat susahnya berkomunikasi dengan orang sekitar.
Bunga mengatakan, ia mendirikan komunitas ini untuk mengembangkan bahasa isyarat dengan anak-anak muda. Kegiatan yang dilakukan adalah berkumpul saling diskusi dengan para penyandang tuli dan para pendengar yang normal untuk belajar berkomunikasi bersama.
"Dengan kita berkumpul, sharing dan diskusi sehingga kesadaran akan teman-teman tuna rungu itu ada dan hak-hak teman-teman itu ada. Seperti mengajarkan bahasa isyarat kepada anak-anak tuli dan orang pada umumnya agar dapat berkomunikasi dengan lancar," ujar Bunga yang diterjemahkan oleh Yanda, Minggu (2/9/2018).
Kegiatan dalam komunitas yang sering dilakukan seperti, kelas Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo), seminar Anakku Tuli dan I Love You yang pernah diselenggarakan pada tahun lalu. Bisindo sendiri rutin digelar oleh komunitas ini dalam acara car free day (CFD) setiap minggunya.
Baca juga: 72 Pelajar Berkebutuhan Khusus di Tulungagung Gelar Karya, Peringati HUT RI
"Kumpul di Taman Bungkul untuk berbagi dan belajar bersama mengenai Bisindo. Selain itu kami praktik secara langsung untuk berkomunikasi sesama penyandang tuli dan juga pendengar yang normal," ujarnya.
Bunga menambahkan selain mengembangkan bahasa isyarat, di dalam komunitas ini juga memiliki keinginan untuk kesetaraan dengan teman dengar, kesetaraan komunikasi sehingga tidak perlu mencari perantara lewat tulisan.
Khususnya bagi penyandang tuli agar mendapatkan akses informasi yang jelas, Bunga meminta agar mereka difasilitasi juru penerjemah dan memberikan running text di media TV serta berbagai macam jenis metode atau cara untuk teman-teman penyandang tuna rungu lainnya.
“Seperti penerjemah di TV, jadi tidak hanya melalui suara saja namun ada visualnya juga. Jadi akses untuk para penyandang tuli benar-benar di fasilitasi," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Nadya Andini, Mahasiswa Tunarungu ITS Lulus Cumlaude
Kehadiran komunitas ini mendapat respon positif dari masyarakat Surabaya. Kebanyakan dari warga merasa senang dan mendukung komunitas ini. Adapula yang ingin belajar bahasa isyarat serta hal positif lainnya.
"Disini banyak yang tertarik dengan bahasa isyarat. Jadi ayo sini belajar," ajaknya.
Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes