jatimnow.com - Pengidap HIV di Kota Batu pada tahun 2023 mencapai 324 orang. Bahkan, salah satu di antaranya merupakan ibu hamil (bumil).
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, Susana Indahwati mengatakan, pihaknya telah melakukan skrining HIV pada tahun 2023 ini kepada 5.315 orang. Hasilnya, ditemukan sebanyak 67 orang terkena HIV, dan salah satu di antaranya bumil.
"Selain itu, ada 158 orang dalam pengobatan atau ODHIV (Orang dengan HIV)," kata Susana pada Minggu (3/12/2023).
Baca juga: 6.145 Kasus Baru HIV/AIDS di Jatim Ditemukan Hingga Oktober 2022
Dia menjelaskan, ada beberapa faktor resiko orang-orang terkena HIV. Di antaranya, hubungan seksual yang tidak aman, berbagi jarum suntik dan alat-alat penusuk. Kemudian, transfusi darah yang tidak aman, transmisi dari ibu ke anak, tindakan medis yang tidak aman, kelompok berisiko tinggi, dan kurangnya pengetahuan tentang HIV.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu juga terus berupaya melakukan pencegahan dan pengendalian HIV di Kota Batu, seperti melakukan upaya promotif dengan memberikan edukasi, mengurangi stigma dan diskriminasi, melalui penyuluhan di sekolah, masyarakat, dan di layanan kesehatan.
"Meningkatkan arus informasi HIV secara digital melalui sosmed dan pemberitaan di media massa. Meningkatkan awareness/ kesadaran masyarakat melalui acara-acara terkait HIV misalnya Gebyar Hari AIDS Sedunia," katanya.
Untuk upaya preventif dilakukan dengan cara melalui pengadaan kondom, reagen pemeriksaan HIV, penstandaran SOP penggunaan peralatan medis invasif yang steril untuk layanan kesehatan.
Kemudian, upaya kuratif dengan memperbanyak layanan pengobatan HIV yang sudah ada di 5 puskesmas dan 4 rumah sakit. Pengadaan alat pemeriksaan viral load HIV untuk mengevaluasi efektifitas pengobatan.
Selain itu, upaya rehabilitatif dan dukungan untuk mengurangi angka dan dampak IO (Infeksi Oportunistik) melalui program Adherence (kepatuhan berobat), pengadaan nutrisi untuk ODHIV, dan program konseling serta pengembangan KDS (kelompok dukungan sebaya) untuk mendukung ODHIV secara bio-psiko-sosio-spiritual.
Baca juga: Kasus HIV/AIDS Surabaya Tertinggi se Jatim, Didominasi Laki-laki Usia Produktif
"Upaya Jejaring untuk meningkatkan peran serta komunitas dalam program HIV. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait. Menggandeng organisasi remaja seperti GERPHA (Gerakan Remaja Peduli HIV AIDS), Duta Genre (Generasi Berencana), yayasan terkait HIV dan populasinya, LSM, dan komunitas lainnya. Bahu membahu dalam upaya preventif HIV, hingga ke dukungan untuk ODHIV," katanya.
Sedangkan akses pengobatan atau layanan kesehatan HIV secara komprehensif di Kota Batu terdapat di semua puskesmas dan 4 rumah sakit.
Di antaranya, di puskesmas Batu, Sisir, Bumiaji, Beji, dan Junrejo. Selain itu, untuk rumah sakit di RSU Karsa Husada Batu, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu, RS Baptis Batu, dan RSIA Haji Batu.
"Sementara yang pelayanan HIV masih sebatas testing dan konseling ada 2 rumah sakit, yakni RS dr Etty Asharto dan RS Punten Batu," katanya.
Susana mengatakan, upaya pencegahan HIV harus bersifat holistik dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, LSM, komunitas, dan individu untuk mencapai dampak yang signifikan dalam mengurangi penularan virus HIV.
Baca juga: Video: Melihat Perjuangan Kehidupan Keluarga ODHA
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang HIV juga penting melalui sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Dinkes Kota Batu juga mendorong penggunaan kondom saat berhubungan seksual, terutama untuk mereka yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV.
"Akses di Kota Batu untuk tes HIV yang anonim dan konseling untuk individu yang ingin memeriksa status HIV mereka, sudah tersedia. Bisa diakses siapa saja bahkan jika masyarakat hanya ingin mengetahui status HIV-nya bisa datang ke puskesmas/ rumah sakit terdekat," katanya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menghimbau kepada para pemuda di Kota Batu untuk produktif dan kreatif dalam segala perubahan yang dialami terutama dalam dunia digital. Dia menyampaikan, kondisi saat ini begitu cepatnya perkembangan zaman dan dinamisnya perubahan.
"Dengan selalu aktif dan bergerak kita akan terhindar dari aktifitas negatif yang merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Tentunya dengan olahraga kita jauh akan lebih produktif dan kreatif," katanya.