jatimnow.com - Tahun 2024 akan menjadi fokus inovasi Dinas Perekebunan (Disbun) Jawa Timur (Jatim). Inovasi kali ini berupa peningkatan produktifitas petani dalam upaya menambah hasil komuditas perkebunan.
Kepala Disbun Jatim Heru Suseno, pihaknya akan meningkatkan tanaman yang bersifat tahunan. Seperti kakao dan kopi. Pernyataan itu ia sampaikan saat Rapat Sinkronisasi dan Koordinasi Kegiatan Pembangunan Perkebunan di Kota Batu.
"Kemudian tanaman semusim seperti Seperti tebu dan tembakau polanya juga sama, nanti fokus kita bagaimana pola kita membina petani kita untuk meningkatkan produksinya,” katanya dalam siaran resminya, Jumat (19/1/2024).
Baca juga: Tomoro Coffee Tunjuk Maudy Ayunda jadi Empowering Officer
Heru menambahkan, pihaknya akan melakukan sinkronisasi dengan kabupaten/kota untuk membahas kendala dan masalah yang menghambat proses produksi untuk ditindaklanjuti, agar produksi perkebunan di Jatim pada tahun 2024 mendatang bisa meningkat.
"Kita mencoba membahas dan menyinkronkan berbagai kegiatan kita dengan kabupaten/kota untuk tahun 2024. Gambaran-gambaran tahun 2023 untuk produksi perkebunan untuk tebu, tembakau, kopi dan kakao kita sampaikan,” imbuh PJ Bupati Tulungagung itu.
Pihaknya menentukan skala priotas dalam program pembangunan perkebunan yang ada di Jawa Timur. Diantaranya inovasi terkait tembakau, inovasi penanganan hama dan penyakit dan bagaimana bisa mencipatakan generasi muda agar tertarik dalam bidang perkebunan.
"Skala prioritas kita kembangkan inovasi terkait dengan tembakau, kemudian inovasi penanganan hama dan penyakit, bagaimana inovasi menarik petani muda supaya tertarik dalam bertani,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memberikan bantuan bibit bersertifikasi kepada para petani di Jawa Timur. Diantaranya adalah bibit tebu, kakao, kopi dan tembakau. Agar hasil perkebunan yang dihasilkan bisa meningkat.
"Yang pertama harus kita sadarkan kepada petani adalah kalau mereka mengguakan pembelian bibit bersertifikat dan unggul maka hasilnya akan bagus. Memang harganya beda, karena itu kalau ada intervensi dari pemerintah. Kita akan support benih-benih unggulnya di empat komoditi tersebut,” tegasnya.
Dalam paparannya kepada para kepala dinas kabupaten/kota yang menangani perkebunan di Jatim, Heru mengakui bahwa beberapa produksi perkebunan seperti kopi, kakao dan tebu menurun.
Kondisi itu disebabkan beberapa faktor seperti karena cuaca, penurunan luasan lahan dan adanya hama tanaman. Meski demikian, kata Heru, kenaikan produksi tembakau di Jatim pada tahun 2023 cukup menggembirakan.
Baca juga: Apel Terakhir, Khofifah Minta Tetap Jaga Sinergitas: Sampaikan Terima Kasih Saya
Karena itu, Heru meminta agar semua pihak berkoordinasi untuk mengatasi hama dan penyakit, agar produksi komiditi perkebunan seperti tembakau, tebu, kopi dan kakao bisa meningkat.
"Inilah yang menjadi konsen kita satu tahun kedepan bahwa kita dihadapkan pada kendala yang kita hadapi bersama,” jelasnya.
Heru juga menambahkan, dari luas lahan perkebunan di Jatim, hanya 9 persen yang dikelola negara dan 5 persen yang dikelola pihak swasta. Sebagaian besar dimiliki oleh masyarakat pekebun.
Oleh karena itu, ia minta agar dilakukan koordinasi yang kontinu, untuk membina perkebunan milik rakyat di Jatim, agar hasil produksi bisa meningkat.
"Yang paling dominan (adalah) perkebunan rakyat, bahwa tugas kita membina para pekebun. Perkebunan sebagian besar milik rakyat, baik tebu, coklat, tembakau, kopi dan nilam. Semua didominasi rakyat,” tegasnya.
"Kita ingin pemerintah mensupport berbagai kebutuhan dari petani mulai pupuk, benih tetapi ada keterbatasan anggaran. Apalagi jika terkait dengan urusan benih bersertifikat yang mahal harganya. Oleh karena itu, Pemerintah pusat mengupayakan benih murah berkualitas supaya bisa meningkatkan produksi petani,” tegasnya.
Ada empat komoditas utama dari perkebunan yang ada di Jawa Timur, yakni tebu, tembakau, kakao dan kopi.
Pada tahun 2023, produksi tanaman tebu, kakao dan kopi di Jatim agak menurun karena adanya wabah El Nino yang menyebabkan cuaca panas.
Meski demikian, untuk tanaman tembakau, mengalami kenaikan produksi yang cukup signifikan. Dia berharap pada tahun 2024 produksi tebu, kakao, kopi dan tembakau di Jatim bisa terus meningkat.
Heru menambahkan, produksi tebu pada tahun 2023 masih tertinggi, Kontribusi gula di Jatim pada tahun 2023 sendiri mencapai 49,6 persen atau 1.126.000 ton.
"El Nino memang sangat merepotkan dan membuat produksi turun. Tetapi kita masih tertinggi di Indonesia,” tandasnya.