jatimnow.com - Damri dan Harapan Jaya siap melayanani perjalanan menuju Bandara Dhoho Kediri. Mereka sudah mengantongi izin resmi dari Dinas Perhubungan Jawa Timur.
Secara umum Damri dan perusahaan otobus dari Tulungagung, Harapan Jaya, telah mendapat persetujuan sebagai angkutan pemadu moda Bandara Dhoho Kediri.
Sesuai izin trayek, keduanya akan melayani perjalanan dari Kediri, Tulungagung, dan Nganjuk menuju bandara Internasional di barat Sungai Brantas tersebut.
Baca juga: Akses Tol Bandara Dhoho Menuju Kota Kediri Selesai Oktober 2025
Khusus dari wilayah Kabupaten Kediri, Damri dan Harapan Jaya akan memulai perjalanan dari Terminal Pare, di Jalan HOS Cokroaminoto, Desa Tulungarejo, Kecamatan Pare. Perjalanan berlaku untuk pergi dan pulang.
Sedangkan dari Tulungagung mereka akan berangkat dari Terminal Gayatri. Serta Nganjuk dari Terminal Anjuk Ladang. Untuk Nganjuk ini, khusus berlaku untuk Harapan Jaya.
Baca juga: Bandara Dhoho Diresmikan, Pemkab Kediri Dorong Percepatan Sarpras Pendukung
Sejauh ini, mereka telah melakukan simulasi bersama Dinas Perhubungan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kediri. Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Imam Malik mengatakan, simulasi ini untuk menentukan rute dari trayek tersebut.
"Sebelumnya kita sudah survei, beberapa waktu lalu kita juga sudah lakukan simulasi agar punya gambaran lebih jelas terkait rute mana yang akan dilalui oleh Damri dan Harapan Jaya,” kata Imam, Selasa (23/1/2024).
Hasil dari simulasi ini bersifat rekomendasi, saran dan masukan untuk Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Yang pasti mereka akan melewati jalur-jalur berpotensi dan mudah dijangkau masyarakat.
Baca juga: Bandara Dhoho Kediri Diresmikan, Ini Harapan DPRD Jatim
“Hasil akhir nanti provinsi yang menentukan, daerah sifatnya memberikan masukan. Nanti kalau sudah keluar rute-rutenya kita update lagi informasinya,” tambah Imam.
Lebih lanjut, menurut Imam, sesuai izin, Damri akan mengeluarkan total empat armada untuk dua trayek. Sedangkan Harapan Jaya mengeluarkan total 10 armada. Masing-masing empat armada untuk di Kediri, empat armada untuk di Tulungagung dan empat untuk keberangkatan dari Nganjuk.