jatimnow.com - Peringatan Hari Disabilitas Internasional digelar oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (MKKS PKLK) di Lippo Mall Sidoarjo, Selasa (23/1/2024). Dimeriahkan berbagai penampilan para siswa-siswi sekolah luar biasa (SLB) se-Sidoarjo
Salah satunya adalah penampilan fashion show para siswa-siswi SLB B Tuna Rungu Dharma Wanita Sidoarjo. SLB B Tunarungu Dharma Wanita Sidoarjo mampu memukau para penonton karena memakai produk khas kain ecoprint yang dikerjakan oleh para muridnya sendiri.
Kepala SLB B Tunarungu Dharma Wanita Sidoarjo, Evi Ernawati, S.Pd menjelaskan mengenai konsep penampilan fashion show para murid tunarungunya.
Baca juga: Mahasiswa Mancanegara Belajar Batik Ecoprint di Tulungagung
"Fashion show hari ini diikuti 6 orang siswa SMPLB dan SMALB Tuna Rungu Dharma Wanita Sidoarjo. Menggunakan batik ecoprint dari hasil karya keterampilan membatik para murid sendiri yang dimodifikasi dengan kebaya untuk murid putri dan kemeja untuk putra," terangnya kepada jatimnow.com.
Evi melanjutkan, batik ecoprint karya para siswa-siswi tuna rungunya dihasilkan melalui proses yang tidak mudah.
"Jika dikerjakan orang umum mungkin sudah biasa. Namun karena yang mengerjakan para murid tunarungu, hal ini menjadi tidak mudah, terutama mengenai cara menginstruksikan dalam membimbing saat proses pembuatan berlangsung," ujarnya.
Lebih lanjut, ia kemudian menjelaskan cara mengintruksikan dengan menggunakan cara bahasa bibir, isyarat dan memberi contoh setiap tahapnya dan pendampingan secara individu bila diperlukan.
Baca juga: Klarifikasi QRIS Polisi Cepek hingga Batik Ecoprint Karya Tunarungu
"Jadi guru fokus dan harus ekstra sabar dalam mendampingi, pelan-pelan supaya bahasa isyarat dan apa yang disampaikan dapat dipahami para siswa-siswi tak jarang kita harus mengulang-ngulang instruksi agar mereka paham dan mengerti mengenai proses pembuatan di setiap langkah," imbuhnya.
Ia kemudian menjelaskan pemaparan mengenai pembuatan batik ecoprint hasil karya siswa-siswi tunarungunya.
"Pertama kain discoring atau dicuci, diperas, kemudian dimordant agar daun menempel pada kain. Ada yang lama dan cepat, setelah mordant ada yang dikeringkan dulu dan ada langsung masuk tahapan selanjutnya, diperas sampai air tidak menetes, setelah dimordant diwarna minim 30 menit," tambahnya.
Baca juga: Berkah Porprov Jatim 2023 di Sidoarjo, Omzet UMKM Ecoprint Porong Meningkat
Kemudian pewarnaan dengan air panas dapat dilakukan dalam kurun waktu sehari semalam agar hasil semakin bagus.
"Setelah diwarna, selanjutnya pemrosesan daun diletakkan di kain yang sudah diwarna diinjak-injak, kemudian digulung, dikukus selama mulai dari 2 jam, bisa 3 hingga 4 jam, setelah itu dijemur dan diangin-anginkan selama minim 7 hari, namun lebih lama lebih baik," tutupnya.
Evi berharap dengan adanya penampilan fashion show yang dilakukan para siswa-siswi SLB B Dharma Wanita dapat memberikan pelajaran dan inspirasi untuk para murid tunarungu lainnya.