jatimnow.com - Meskipun minat masyarakat terhadap batu akik menurun, namun perajin batu akik di Trenggalek memilih tetap bertahan. Dengan menggunakan media sosial, kerajinan batu akiknya bahkan mampu menembus pasar internasional.
Dia adalah David Kurniadi, warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Trenggalek. Saat ini permintaan pasar batu akik justru datang dari luar negeri.
Di sebuah rumah sederhana, David dengan telaten memoles batu akik. Uniknya, batu akik yang diolah David berasal dari bebatuan lokal asli Trenggalek.
Baca juga: Plengsengan Penahan Jalan di Tulungagung Ambrol, Baru Setahun Dibangun
“Bahan dasar yang saya buat kerajinan akik adalah batu lumut yang merupakan bebatuan lokal asli Trenggalek,” ujarnya, Selasa (20/02/2024).
Menurutnya, batu lumut Trenggalek memiliki corak yang unik dan tidak dimiliki oleh jenis batu lumut lainya. Motif batu lumut asal Trenggalek akan tampak seperti pemandangan jika sudah diolah di tangan David.
Baca juga: Kakak Adik asal Kuningan Tertangkap Curi Pikap di Tulungagung, Beraksi 18 Kali
“Saya mulai terjun ke dunia kerajinan akik sejak 2015, dimana ketika itu batu akik lagi rame-ramenya,” tuturnya.
Sayangnya, saat ini dunia kerajinan akik membuat para perajin gigit jari. Pasalnya, di pasar lokal kerajinan akik sudah tidak terlalu diminati oleh masyarakat. Hal itu membuat David harus memutar otak, agar bertahan di dunia kerajinan batu.
“Di tengah redupnya batu akik di pasar lokal, saya mulai mencoba-coba memasarkan batu akik di Facebook. Khususnya saya mencoba memasarkan di grup Facebook luar negeri,” terangnya.
Baca juga: Berebut Tumpeng Hari Jadi Tulungagung, Cewek Ini Malah Kehilangan Handphone
Melalui cara tersebut, ternyata kerajinan batu akik milik David mampu mendapatkan perhatian dari orang luar negeri. Sejak saat itu, David mendapatkan banyak orderan dari luar negeri, mulai dari Polandia, Amerika Serikat, Rusia dan negara Asia.
“Kalau harganya juga bervariatif. Mulai dari 10 dolar hingga harga yang lebih tinggi,” pungkasnya.