jatimnow.com - Pemkot Surabaya telah menyiapkan tempat baru untuk pedagang Pasar Karah. Lokasinya, tidak jauh dari Pasar Karah yang sudah ada sebelumnya. Tepatnya berada di Jalan Karah Lapangan Belakang, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bangunan Pasar Karah yang baru ini akan mengusung konsep pasar bersih dan modern. Pasar Karah nantinya dijadikan sebagai percontohan pasar-pasar lainnya di Kota Surabaya.
Eri menerangkan, tahap pembangunan Pasar Karah yang baru ini sudah mencapai 90 persen. Nantinya, pasar ini akan dikelola secara langsung oleh pemkot melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya.
Baca juga: Pemkot Surabaya Terbitkan Surat Perintah Mencoblos di Pilkada Serentak 2024
Tidak hanya Pasar Karah, lanjut Cak Eri, ada juga pasar lainnya yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan di Kota Surabaya. Diantaranya adalah Pasar Kembang, Pasar Pucang, dan Pasar Simo.
"Nah pasar itu yang di bawah pengelolaannya PD Pasar Surya, jadi ada sekitar 5 pasar yang dilakukan perbaikan. Karena pasar itu juga harus disentuh pembangunannya, jadi orang ke pasar itu nyaman," kata Eri, Sabtu (15/6/2024) lalu.
Tidak hanya memindah pedagangnya, Eri juga akan melakukan pembinaan terhadap pedagang Pasar Karah. Agar konsep pasar modern dan bersih itu dapat terwujud.
“Pedagangnya juga kita latih, kita arahkan. Saya kan juga iri dengan pasar swasta, masa pasar swasta bisa, lah ini pemerintah kota nggak bisa,” ujar Eri.
Rencananya, akan ada sekitar 220 pedagang Pasar Karah yang direlokasi ke bangunan Pasar Karah yang baru. Rinciannya, ada 200 pedagang yang berjualan di dalam, dan 20 pedagang lainnya berdagang sembako di luar pasar.
Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Predikat Badan Publik Informatif KI Jatim Award 2024
Ia meminta kepada jajarannya untuk memperhatikan detail-detail pada setiap pembangunan pasar tersebut. Mulai dari segi sirkulasi udara, lantai, hingga resapan airnya harus dirancang sebaik mungkin.
Dengan begitu, lanjut Eri, maka stigma pasar tradisional yang terkesan kumuh, becek, dan bau, akan hilang di Kota Surabaya.
"Saya itu inginnya, ketika orang datang ke pasar yang beli itu nyaman, yang berjualan juga nyaman. Nggak angger mbangun pasar, terus dadi (tidak asal membangun pasar, kemudian jadi), begitu tidak,” tutur Eri.
Baca juga: Komitmen Berkelanjutan, Pemkot Surabaya Wujudkan Pemerataan Layanan Kesehatan