jatimnow.com - Trend pemilih millenial yang mendominasi Pileg dan Pilpres 2024 menjadikan Partai Politik (Parpol) sibuk memburu simpatik mereka. Tak jarang, parpol pun berburu kader millenial untuk menjadi wajah partai semakin segar.
Dalam bincang politik bersama lintas parpol di Surabaya, beberapa partai seperti PDIP, PSI, hingga Gerindra mengutus kader-kader muda sebagai simbol pro millenial, seperti Erick Komala, mantan Ketua PSI Surabaya ini mengatakan, PSI adalah simbol partai anak muda.
Menurut Erick, PSI memiliki ruang yang lebar untuk millenials. Partai yang berumur jagung itu, bahkan memastikan mayoritas kader PSI adalah golongan muda yang melek dengan teknologi. Hal itu tersimbol dari sosok Ketua Umum saat ini, Kaesang Pangarep.
Baca juga: Pimpinan DPRD Bangkalan Definitif Dilantik, Dedy Yusuf jadi Ketua
"Millenial perlu ruang, dan pengetahuan politik. Mereka butuh sosialisasi sehingga bisa memilih pemimpin yang tepat," ucap Erick, dalam bincang politik yang digelar Writerhood, di Hedon Estate, Surabaya, Kamis (18/7/2024).
Erick juga menyikapi tentang konstelasi politik di Kota Pahlawan. Sebagai caleg terpilih di DPRD Jatim, Erick menyarankan agar millenial ikut melek dalam menentukan pemimpin lima tahun ke depan.
"Karenanya butuk disiapkan dengan baik," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh anggota Fraksi Gerindra DPRD Jatim Hadi Dediansyah. Menurut Dedy, sapaan akrabnya, Surabaya adalah kota yang kompleks, ucapnya secara spesifik menyikapi dinamika Pilwali Surabaya 2024.
Baca juga: 9 Fraksi Diprediksi Huni DPRD Jatim Periode 2024-2029
"Surabaya ini kota besar yang secara geografis 2045 akan jadi perhatian internasional. Apalagi saat ibukota pindah ke Kaltim. Surabaya akan jadi pintu gerbang dan jadj transit," kata Cak Dedy, sapaan akrabnya.
Di forum terbuka itu, Dedy bahkan menegaskan, Surabaya butuh pemimpin yang tegas dan berani. Maka, kesediaannya mencalonkan sebagai Bacawali Surabaya ia kemukakan secara terbuka di forum yang dipandu Agnes Santoso tersebut.
"Saya ingin terobosan baru. Surabaya butuh perubahan," tegas Dedy.
Baca juga: Golkar Rekom Oka jadi Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo
Sementara Pengamat Politik Mochtar W Oetomo juga mengatakan, Surabaya butuh pemimpin yang memahami dinamika politik, baik secara nasional hingga Internasional.
"Namun jangan berpikir Surabaya berjalan seperti biasanya. Karena zaman sudah berjalan cepat dan berkarakter millenial," katanya.
Apalagi jika ibukota Indonesia akan pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur, Surabaya pasti akan menjadi poros dan pintu gerbang menuju IKN.