jatimnow.com - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) terus menebar manfaat, salah satunya dengan memberikan bantuan penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi bagi masyarakat di Desa Sumberwaru, Pamekasan, Madura.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dimulai sejak tahun 2022 ini, TPS telah membangun sumur bor dan fasilitas MCK, menjangkau hampir 100 penerima manfaat di pulau garam.
Warga setempat secara mandiri mengelola fasilitas tersebut dengan dukungan pemantauan dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI).
Baca juga: Arus Peti Kemas TPS Naik 9,77 Persen Hingga Oktober 2024, Ekspor-Impor Tetap Stabil
Berkat ada program ini masyarakat di Desa Sumberwaru tidak khawatir lagi kekurangan air bersih. Apalagi daerah ini sering mengalami krisis air bersih, terutama selama musim kemarau panjang.
Direktur Utama TPS Wahyu Widodo mengatakan program ini adalah manifestasi nyata dari komitmen TPS untuk berkontribusi dalam menciptakan kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat.
"Kami percaya bahwa akses air bersih dan sanitasi yang baik adalah fondasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraan,” ujar Wahyu, Rabu (16/10/2024).
Baca juga: Pelindo Terminal Petikemas Santuni Ribuan Anak Yatim dan Bantu Sarana Ibadah
Wahyu juga bersyukur berkat program ini, pihaknya memperoleh rekognisi dan apresiasi dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan meraih Penghargaan Terbaik CID Bidang Lingkungan dalam Pelindo TJSL Award 2024.
"TPS mengucapkan terima kasih kepada Pelanggan, Pemangku Kepentingan serra semua pihak yang telah memungkinkan program ini berjalan sejauh ini. Teriring harapan bahwa program serupa, untuk mengalirkan harapan secara lebih luas, dapat diselenggarakan secara berkelanjutan," sambungnya.
Selain itu, berdasarkan hasil pemantauan tim TPS menunjukkan, ada peningkatan produktivitas pertanian di desa tersebut. Peningkatan ini terjadi berkat ketersediaan air bersih yang mendukung kebutuhan penyiraman.
Baca juga: TPS Sabet BUMN Branding and Marketing Award 2024, Berkat Inovasi Digitalisasi
Khususnya pada hasil panen komoditi tembakau. Hasil panen petani tembakau warga disana mengalami peningkatan signifikan dari 7 hektar lahan pertanian yang biasanya 300 kwintal, kini menjadi 500 kwintal .
Sementara itu, pada tahun 2024 program ini terus ditingkatkan mulanya jumlah penerima manfaat hanya 30 kepala keluarga (KK) kini sudah mencapai 96 KK.
"Perluasan jangkauan manfaat ini menegaskan bahwa warga desa tidak hanya mampu mengelola fasilitas dengan baik, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mereka," pungkasnya.