jatimnow.com - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBJT) kembali menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2024. Pelaksanaan festival ini merupakan bentuk ikhtiar melestarikan bahasa daerah yang ada di Jawa Timur.
Kepala BBJT Umi Kulsum, menyatakan festival ini diadakan sebagai upaya untuk memperhatikan, menjaga, dan mengembangkan bahasa-bahasa daerah di Jawa Timur, termasuk Madura, Jawa, dan Using.
"Kami sangat bangga karena Balai Bahasa Jatim secara konsisten mengawal dan menumbuhkembangkan bahasa-bahasa daerah di Jawa Timur," ujar Umi Kulsum dalam sambutannya saat pembukaan FTBI di Hotel Santika, Surabaya, Kamis (7/10/2024).
Baca juga: BBJT Gelar Festival Teater Berbahasa Daerah, 20 SMA/SMA dan Sanggar Adu Akting
Festival ini diselenggarakan untuk kedua kalinya setelah pertama kali diadakan pada 2023. Tujuannya memperkuat revitalisasi bahasa daerah dan mendorong generasi muda untuk mencintai bahasa ibu mereka.
Dalam FTBI 2024, cakupan partisipasi diperluas hingga melibatkan Kabupaten Situbondo dan Bondowoso. Tahun sebelumnya, peserta hanya berasal dari wilayah di Pulau Madura seperti Sampang, Sumenep, Bangkalan, dan Pamekasan.
Pada 2024, festival ini diikuti oleh tujuh kategori lomba, termasuk menulis cerita pendek, membaca puisi, stand-up comedy dalam bahasa daerah, menulis aksara daerah, mendongeng, pidato, dan nembang dalam bahasa daerah.
Baca juga: 7 Peraih Anugerah Sutasoma 2024 dari Balai Bahasa Jatim
Peserta lomba, yang mayoritas adalah pelajar tingkat SD dan SMP, memberikan penampilan terbaiknya untuk memperlihatkan kecintaan terhadap bahasa daerah mereka.
Indonesia yang kaya akan bahasa daerah dengan lebih dari 718 bahasa dan 778 dialek memerlukan upaya pelestarian yang terus-menerus.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahasa daerah berada dalam kondisi kritis, punah, atau rentan punah. Bahasa Madura termasuk dalam kategori aman, namun tetap memerlukan perhatian ekstra agar tidak mengalami kemunduran lebih lanjut.
Baca juga: Ini Ikhtiar BBJT Jaga 3 Bahasa Daerah di Jatim dari Kepunahan
Umi Kulsum menekankan pentingnya kesadaran akan bahasa daerah sejak usia dini.
"Bahasa daerah bukan hanya identitas kita, tetapi juga memperkaya kosakata bahasa Indonesia dan membentuk karakter bangsa. Melalui FTBI, kami berharap generasi muda lebih menghargai bahasa ibu dan menjadikannya sebagai kebanggaan mereka," pungkasnya.