jatimnow.com - Kelenteng Tjoe Tik Kiong di Kabupaten Tulungagung menggelar ritual ayak abu. Mereka membersihkan abu sisa pembakaran dupa. Abu tersebut diayak untuk dibersihkan dari kotoran sisa dupa yang tidak terbakar.
Tradisi ini sudah digelar sejak ratusan tahun lalu. Setelah dibersihkan, abu dikembalikan ke wadahnya dan digunakan untuk sembahyang.
Bioma Kelentang Tjoe Tik Kiong, Tjio Jing Jing mengatakan tradisi ayak abu ini dilakukan setelah mereka menggelar sembahyang Shang Sien.
Baca juga: Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri Mandikan Patung Dewa-Dewi Jelang Imlek
Sembahyang ini bertujuan mengantar dewa ke langit. Setelah itu mereka baru melakukan tradisi ayak abu.
"Jadi setelah dewa ke langit baru kita lakukan tradisi ayak abu, kita membersihkan abu sisa pembakaran dupa," ujarnya, Jumat (24/1/2025).
Sejak berdirinya kelenteng ini, abu sisa dupa tersebut tidak dibuang dan digunakan untuk umat yang membutuhkannya. Pekerja mengambil abu dari 20 Hiolo yang berada di kelenteng tersebut.
Baca juga: 57.022 Kursi Tersedia untuk Penumpang KA Daop 9 Masa Libur Isra Mikraj dan Imlek
Selanjutnya abu diayak. Setelah bersih abu dikembalikan ke hiolo dan diletakan kembali ke altar sembahyang.
"Sejak Kelenteng Tjoe Tik Kiong berdiri pada tahun 1886, abu sisa dupa tersebut tidak pernah dibuang. Abu ini selalu dibersihkan menjelang perayaan Imlek," tuturnya.
Pembersihan abu dengan cara diayak ini merupakan salah satu tradisi ritual yang dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Abu sisa dupa yang terkumpul ini biasanya digunakan oleh umat untuk keperluan tertentu.
Baca juga: Jadwal Imlek 2575 Kelenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri, Tahun Ini Tanpa Barongsai
Namun sebelum mengambilnya, umat melakukan sembahyang minta izin ke dewa. Jika diperbolehkan maka abu bisa diambil untuk keperluan tersebut.
"Ada beberapa yang memerlukan abu untuk keperluan tertentu seperti pengobatan," pungkasnya.