jatimnow.com — Dalam rangka memperingati diesnatalis ke 3 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar seminar nasional dan diskusi interaktif bertema 'Dinamika Perpolitikan Nasional', Kamis (4/10/2018).
Dalam seminar itu, Ketua KPU RI Arief Budiman didapuk menjadi pembicara dalam seminar itu. Saat itu, ia memastikan bahwa Pilpres 2019 ini serba baru dalam sejarah.
"Pilpres 2019 ini memakan dana yang terbesar, petugas sangat banyak, mekanisme yang digelar juga baru," ujar Arief Budiman.
Baca juga: PDIP Jatim Target Paslon Risma - Gus Hans Menang 60 Persen di Trenggalek
Arief juga menjelaskan bahwa untuk menggaet pemilih muda, pihaknya selalu menerapkan mekanisme terupdate, mulai dari data pemilih dan data calon hingga penghitungan suara.
"Pemilu 2019 ini menerapkan prinsip mudah diakses oleh siapapun. Ini semua diterapkan untuk menggaet pemilih muda supaya berpartisipasi dalam Pemilu 2019," terangnya.
Dengan adanya kemudahan akses itu, Arif juga mengimbau kepada semua masyarakat untuk bertanggung jawab dalam mensukseskan proses pemilu, termasuk dalam memilih calon presidennya.
Baca juga: DPRD Jatim Terima Kunjungan Siswa SMP, Ini yang Dipelajari
"Pemilu juga menjadi mudah dan kewajiban untuk semua. Info terupdate juga sudah ada, jadi jangan sampai anda memilih tanpa tau siapa yang dipilih, karena kesuksesan pemilu tidak hanya pada pihak penyelenggara saja," tutur Arief Budiman.
Sementara itu, Sosiolog Politik UNESA Agus M Fauzi mengungkap pilpres 2019 mendatang, pemuda terutama mahasiswa diharapakan tidak terjerumus ke money politik.
"Sepakat kita tolak politik uang, karena kita juga tidak ingin menyuruh calon yang kita pilih itu menjadi seorang korupsi. Semisal pemilihan legislatif, jangan tergiur dengan uangnya, tapi pilih orang ataupun programnya, begitu juga dengan Pilpres," imbau Agus.
Baca juga: Korupsi Meningkat, Pengamat Politik: Ini Perlu Dilakukan Ketua DPRD Bangkalan
Dalam acara tersebut juga dihadiri Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa, pengamat politik Unair, Prof Kacung Maridjan dari Fisip Unair, dan Badrut Tamam Bupati Pamekasan.