jatimnow.com - Wali Kota Kediri, Vinanda Pramesawati melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kediri, pada Selasa pagi (6/5/2025). Dalam sidak ini, Mbak Vinanda, panggilan akrabnya mengungkap sejumlah masalah.
Dalam sidak tersebut, Mbak Vinanda menyampaikan bahwa pelaksanaan apel pagi sudah berjalan sesuai instruksi. Namun, setelah berkeliling, ia menemukan kondisi ruangan yang memprihatinkan.
"Alhamdulillah apel sudah dilaksanakan, jadi saya menginstruksikan seluruh OPD setiap hari Senin sampai Kamis dilakukan apel di masing-masing OPD, tujuannya untuk kedisiplinan. Di Satpol PP sudah dilaksanakan," ujarnya.
Baca juga: Anies Baswedan Bagikan Pengalaman kepada Mbak Vinanda saat Silaturahmi ke Kota Kediri
Menurut Mbak Vinanda perlu adanya renovasi Kantor Satpol PP, sebab ternyata ruangan untuk menyimpan barang bukti kurang layak. Wali kota termuda ini juga menyoroti kebersihan kantor yang dinilainya belum optimal.
"Ada beberapa ruangan yang perlu dibersihkan, kebersihan kantornya kurang. Sehingga tadi saya menginstruksikan kepada keluarga besar Satpol PP untuk hari ini bersama-sama membersihkan kebersihan kantor. Kemudian ada aset yang sudah tidak digunakan, harus tetap dibersihkan," tegasnya.
Mbak Vinanda juga menyinggung keberadaan tulisan larangan buang air kecil di area tertentu yang masih sering dilanggar oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Menurutnya, ini memang kurang efektif, selain Satpol PP yang harus secara humanis memberikan imbauan ke mereka.
"Ada beberapa tulisan 'dilarang kencing di sini', ada beberapa ODGJ ketika pelayanan oleh Satpol PP selalu kencing di situ, sehingga perlu juga memberi pengetahuan kepada anggota Satpol PP supaya ODGJ tidak kencing di situ, karena kebersihan kantor sangat penting," jelasnya.
Selain kondisi fisik, ia juga menemukan bahwa tidak semua anggota hadir saat dirinya berada di lokasi. Hal ini bisa menjadi catatan baginya, agar seluruh personel Satpol PP lebih disiplin lagi ke depannya.
“Pertama, nanti saya sampaikan ke Pak Syamsul (Kepala Satpol PP Kota Kediri) supaya disampaikan lagi agar besok hadir lebih awal. Tetapi ketika seterusnya tidak hadir tepat waktu, ini bisa menjadi catatan," tegas Mbak Vinanda.
Baca juga: Wali Kota Kediri Vinanda Terima Penghargaan Tokoh Muda Pemberdaya Masyarakat
Menjelaskan tujuan sidak, Mbak Vinanda menegaskan perlu adanya penegakan disiplin kepada seluruh ASN dan pegawai yang disertai dengan pendekatan profesional dan humanis. Satpol PP sebagai ujung tombak dalam penegakan perda harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Sidak ini dilakukan saat Kepala Satpol PP Kota Kediri, Syamsul Bahri, tidak berada di kantor. Mbak Vinanda sempat menelpon yang bersangkutan.
Menanggapi hal itu, Syamsul memberikan penjelasan terkait keberadaannya. Dia mengaku sedang menghadiri undangan paparan di Balai Kota Kediri.
"Saya ditelepon dikira saya belum datang. Tetapi saya sudah datang. Tetapi karena ada undangan paparan di Ruang Kilisuci, maka saya langsung datang ke Kilisuci. Di undangannya sebenarnya paparan bersama Mbak Wali, tetapi kok katanya Mbak Wali tidak diundang, mungkin ada mis. Tadi sudah datang ke kantor, karena kita absen jam 07.30 WIB, lalu ke ruang Kilisuci Pemkot Kediri," jawab Syamsul.
Baca juga: Pemkot Kediri Simulasikan Call Center Lapor Mbak Wali 112, Cek Kesigapan Operator
Terkait arahan dari wali kota, Syamsul mengatakan pihaknya segera mengambil langkah.
“Arahan beliau pertama kebersihan, kerapian, lalu penataan sarpras motor dan mobil. Beliau melihat motor yang mangkrak itu, dikira tidak terawat. Sudah saya jelaskan motor itu dalam proses penghapusan, untuk efisiensi dalam perawatan dan pemeliharaan. Karena dari segi kelayakan, sudah tidak layak. Untuk motor sudah ada penggantinya untuk Patwal, makanya kita proses penghapusan di DPKAD," jelasnya.
Ia juga menyampaikan kendala soal jumlah personel dan kapasitas ruangan. Sehingga, personelnya tidak berada di dalam kantor secara bersamaan.
"Untuk kedisiplinan insya Allah sudah bagus ya. Tetapi karena kantornya sangat sempit, untuk standby di kantor 200 orang tidak memungkinkan. Tidak nyaman. Maka ada yang di mobil, ada yang di sebelah dan ada yang patroli," pungkasnya.