BKKBN Jatim Genjot Konsultasi Digital Cegah Stunting, Respons Publik Meningkat Tajam

Minggu, 13 Jul 2025 14:00 WIB
Reporter :
jatimnow.com
BKKBN dalam rapat bersama di Madiun. (Foto: BKKBN Jatim/jatimnow.com)

jatimnow.com – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur terus memperkuat strategi digital dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di wilayah Jawa Timur.

Layanan konsultasi daring melalui platform [www.siapbahagia.com](http://www.siapbahagia.com) menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi terkait gizi keluarga dan pola pengasuhan anak.

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati, menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat terhadap layanan digital ini terus meningkat signifikan. 

Baca juga: Gencar Turunkan Stunting, Pemkab Jember Minta TPPS Buka Info Fakta Lapangan

“Dalam satu bulan, kami bisa melayani hingga 3.000 klien dari 38 kabupaten/kota di Jatim. Bahkan, sekarang sudah menjangkau masyarakat di luar provinsi,” ujar Maria saat ditemui di Surabaya, Sabtu (12/7/2025).

Maria menekankan, bahwa penanganan stunting tidak bisa disamaratakan. Identifikasi penyebab menjadi kunci awal penanganan yang tepat. 

“Kita harus bedakan, apakah stunting disebabkan oleh kemiskinan, pola asuh yang salah, faktor penyakit, atau lingkungan. Sebab pendekatannya berbeda-beda,” jelasnya.

Ia turut menyinggung pengalamannya saat bertugas di Sulawesi Tengah, yang meski kaya hasil laut, tetap mencatat prevalensi stunting tinggi.

“Masalahnya ada pada pola pikir. Ikan dijual semua, sementara anak hanya diberi mie instan dengan topping ikan. Ini yang harus kita luruskan,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, BKKBN Jatim juga menggelar fasilitasi teknis Program Bangga Kencana di Kota Madiun. Kegiatan ini melibatkan ratusan peserta dari 10 kabupaten/kota, termasuk Kediri, Probolinggo, dan Tulungagung, dengan fokus memperkuat sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting menuju Indonesia Emas 2045.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya keterlibatan aktif perempuan dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). 

Baca juga: BKKBN dan LDII Teken MoU Cegah Stunting di Ponpes Wali Barokah Kediri

“Fase 1.000 hari pertama kehidupan anak adalah masa emas yang menentukan. Pemerintah dan masyarakat harus berjalan bersama, terutama kaum ibu,” katanya.

\

Begitupun, Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, Budi Setiyono, mengingatkan bahwa pembangunan kualitas sumber daya manusia tak bisa hanya dibebankan kepada negara. 

“Indonesia akan maju jika rakyatnya bergerak. Perempuan, khususnya para ibu, harus berada di garda terdepan,” ujarnya.

Budi juga memperkenalkan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah untuk memperkuat ikatan emosional dalam keluarga.

"Kehadiran ayah menciptakan rasa aman dan percaya diri bagi anak. Ini investasi emosional yang penting,” tambahnya.

Baca juga: Kampung Kanjeng Djimat Mojokerto Wakili Jatim Lomba KB Nasional

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa stunting bukan sekadar isu gizi, melainkan ancaman jangka panjang terhadap kualitas hidup anak, baik secara fisik, intelektual, maupun sosial.

“Anak yang terlahir stunting akan menghadapi hambatan seumur hidup. Kita semua bertanggung jawab menghentikannya,” tegas Budi.

Dalam kegiatan tersebut, Kota Madiun mendapat apresiasi atas keberhasilannya menurunkan prevalensi stunting hingga 11 persen, lebih rendah dari rata-rata provinsi yang masih berada di angka 14,7 persen. Kendati demikian, Maria Ernawati menekankan pentingnya menjaga capaian itu agar tidak terjadi kemunduran.

“Keberhasilan ini harus dijaga dengan konsistensi program dan edukasi,” pungkasnya.

Reporter: Fatkur Rizki

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler