jatimnow.com - Yayasan ECOTON menggelar edukasi bahaya mikroplastik pada anak. Kegitan yang dihelat bareng Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Wahana Visi Indonesia, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ini guna memperingati Hari Anak Nasional 2025.
Acara yang mengangkat tema “Listen to the Future, Grow Up, and Show Up!” ini menyoroti pentingnya melindungi anak-anak dari ancaman mikroplastik yang semakin meluas.
“Anak-anak adalah generasi penerus yang akan menentukan arah bangsa di masa depan," tegas Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Airlangga, Prof Mochammad Amin Alamsjah. Oleh karena itu, edukasi tentang bahaya mikroplastik sejak dini sangatlah krusial.
ECOTON menghadirkan sesi mikroskopi interaktif dan pengambilan sampel swab kulit tangan anak-anak untuk menunjukkan keberadaan mikroplastik yang menempel akibat aktivitas sehari-hari.
Demonstrasi ini juga menyoroti risiko paparan mikroplastik dari jajanan yang dikemas dalam plastik botol PET, plastik fleksibel, dan sedotan, yang melepaskan partikel dan zat adiktif berbahaya saat dipanaskan.
Untuk memberdayakan generasi muda, ECOTON meluncurkan program Microplastics Hunter, mengajak pelajar SD-SMA berperan sebagai “detektif lingkungan” untuk mengambil sampel air, debu, dan sisa jajanan, kemudian mengidentifikasi mikroplastik dengan mikroskop.
Baca juga: Pantai Timur Surabaya Tercekik Sampah Plastik, Mangrove Terancam Punah
Selain itu, program SEKO (Sekolah Ekologis) inisiatif AZWI (Aliansi Zero Waste Indonesia) yang dijalankan ECOTON mendorong sekolah mitra menerapkan pemilahan sampah, pembuatan kompos, kantin sehat, dan detektif sungai.
Pameran edukatif Human Plastic menampilkan replika transparan bayi dengan partikel mikroplastik pada organnya, poster ilmiah interaktif berisi data mikroplastik dalam darah, urin, cairan ketuban, ASI, dan mekonium.
Simulasi partikel tiruan juga membantu pengunjung memahami skala dan bahaya mikroplastik.
Baca juga: Waspada! Mikroplastik Ancam Kesehatan Manusia
Hasil penelitian ECOTON bersama Komunitas MARAPAIMA menunjukkan temuan mengejutkan: 76 partikel mikroplastik dalam darah (26 sampel), 117 partikel dalam cairan amnion (11 sampel), dan 52 partikel dalam urin ibu hamil.
Bayi diperkirakan menelan 660.000 partikel mikroplastik per tahun dari botol sekali pakai, berpotensi menyebabkan kerusakan sel, stres oksidatif, gangguan hormon, dan kerusakan DNA janin.
Partisipasi ECOTON bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari dan pentingnya perlindungan anak dari paparan plastik sejak dini.
Salah satu anak peserta, Rere (kelas 1 SD), mengaku terkesan sekaligus agak takut.
Baca juga: Program Japri Keluarga Ajak Anak-Orang Tua Bersama Mitigasi Perubahan Iklim
"Ini pertama kalinya belajar tentang kotoran dan mikroplastik. Tapi, senang juga karena bisa mengetahui dan belajar apa itu mikroplastik," ungkapnya.
Pernyataan Rere ini menggambarkan pentingnya edukasi yang tepat dan menarik bagi anak-anak.