Pixel Code jatimnow.com

Misteri Logo Solo Safari, Gajah Legenda dan Hubungannya dengan PSI

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Logo Solo Safari disebut mirip lambang PSI. Foto/Solo Safari
Logo Solo Safari disebut mirip lambang PSI. Foto/Solo Safari

jatimnow.com - Logo Solo Safari yang menampilkan gajah dengan belalai mendongak ke atas, memicu pertanyaan publik terkait kemiripannya dengan inisial "PSI". 

Marketing Manager Solo Safari, Reza Salman Farisy,  menjelaskan bahwa desain logo tersebut memiliki akar sejarah yang dalam dan terkait erat dengan legenda Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), cikal bakal Solo Safari.

"Logo Solo Safari memang menampilkan gajah," ujarnya di Surabaya, Sabtu (26/7/2025). 

"Namun, desain ini bukan sekadar kebetulan.  Ia merepresentasikan gajah legendaris Taman Satwa Taru Jurug, gajah tanpa telinga yang dulunya menjadi hewan kesayangan Keraton dan dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan," terangnya

TSTJ, yang kini bertransformasi menjadi Solo Safari, memiliki sejarah panjang yang tak lepas dari keberadaan gajah tersebut. 

Dahulu, Taman Satwa Taru Jurug, yang dikelola oleh Perumda milik Pemerintah Kota Surakarta, memiliki ikon berupa gajah tanpa telinga.

"Gajah ini sangat dihormati dan menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya kota.  Setelah gajah tersebut wafat, dibuatlah patung gajah sebagai pengganti, dan gajah asli yang diawetkan tetap menjadi simbol TSTJ," ungkapnya

Reza menegaskan bahwa  keterkaitan logo Solo Safari dengan logo PSI yang sempat beredar,  merupakan kesalahpahaman. 

"Hubungan dengan PSI hanyalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada kaitan langsung," tegasnya.

Baca juga:
Bingung Mau Kemana di Solo? Cak Now punya Jawabannya!

Logo Solo Safari lebih menekankan pada warisan sejarah dan budaya lokal yang diusung oleh Taman Safari Solo

Meskipun kini dikelola oleh Taman Safari Indonesia Group melalui PT Kelola Taman Wisata,  Solo Safari tetap menjunjung tinggi warisan sejarah dan budaya lokal tersebut. 

Hal ini tercermin dari  tingginya minat pengunjung, dengan rata-rata 1.000-1.200 pengunjung pada hari kerja dan 2.000-4.000 pengunjung pada akhir pekan.

Jumlah pengunjung tempat wisata Solo itu bahkan  meningkat pesat saat high season.  Surabaya tercatat sebagai kota terbesar kedua yang menyumbang pengunjung ke Solo Safari.

Perawatan satwa di Solo Safari juga mendapat perhatian serius.  Terdapat sekitar 120 keeper yang terbagi berdasarkan jenis satwa (herbivora, karnivora, reptil, dan primata), didukung oleh kurator dan dokter hewan. 

Biaya perawatan satwa, terutama makanan, mencapai lebih dari 50 juta rupiah per hari.  Harga tiket masuk pun telah disesuaikan, dengan harga tiket reguler weekday dewasa 55 ribu rupiah, anak 45 ribu rupiah.

Kemudian harga tiket Solo Safari premium weekday dewasa 65 ribu rupiah, anak 55 ribu rupiah; tiket reguler weekend dewasa 75 ribu rupiah, anak 60 ribu rupiah; dan tiket premium weekend dewasa 120 ribu rupiah. 


 

UMKM Herbal Rembang Tembus Pasar Nasional
Ekonomi

UMKM Herbal Rembang Tembus Pasar Nasional

Kisah sukses KWT Annisa membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, UMKM lokal mampu berkembang pesat dan bersaing di pasar yang lebih luas.