SUARA deru kereta api yang membelah kota, dulu mungkin hanya dianggap simbol kebisingan dan polusi. Namun, kini irama tersebut berubah menjadi simfoni kemajuan menuju masa depan yang lebih hijau.
Baca juga: Ingat! Awal Bulan Agustus Ini Jangan Telat Datang ke Stasiun Gubeng
Kereta api telah menjadi "Jalur Hijau Masyarakat Urban," menawarkan solusi transportasi yang ramah lingkungan dan efisien untuk kehidupan perkotaan.
Keunggulan kereta api sebagai moda transportasi berkelanjutan terlihat dari efisiensi bahan bakar minyak (BBM) yang signifikan.
Satu rangkaian kereta mampu mengangkut ratusan penumpang dalam sekali perjalanan, menggantikan ratusan kendaraan pribadi yang membawa jumlah yang sama.
Dengan demikian, konsumsi BBM secara keseluruhan menurun, berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan penghematan energi.
Selain itu, perjalanan dengan kereta api menawarkan keunggulan ketepatan waktu tanpa terjebak kemacetan, sekaligus tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan di jalan raya.
Risiko kecelakaan jauh berkurang, memberikan rasa aman bagi penumpang yang bepergian setiap hari.
Data dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya mencatat, KA Airlangga relasi Surabaya Pasarturi - Pasarsenen dalam sebulan menggunakan 88.020 liter BBM bersubsidi untuk mengangkut 26.445 penumpang.
Ini berarti rata-rata penggunaan di Daop 8 Surabaya, kurang dari 3,3 liter BBM subsidi per penumpang per bulan. Satu rangkaian KA Airlangga memiliki 8 kereta ekonomi dengan kapasitas 848 tempat duduk dan menempuh jarak hingga 719 km per perjalanan.
Peran Pertamina dalam Mendukung Transportasi Kereta Api
Penggunaan BBM untuk kereta api diatur ketat sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi RI Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024.
PT Kereta Api Indonesia menggunakan bahan bakar jenis B35, yakni campuran solar 65% dan bahan bakar nabati dari kelapa sawit 35%, dengan skema subsidi dan non-subsidi.
BBM bersubsidi diperuntukkan bagi kereta penumpang yang mendapatkan subsidi pemerintah (Public Service Obligation/PSO) seperti KA Probowangi dan KA Airlangga.
Sedangkan BBM non-subsidi digunakan untuk KA kelas eksekutif seperti KA Sembrani, KA Bima, KA Gajayana, serta kereta angkutan barang.
Baca juga: Hari Anak Nasional 2025, KAI Daop 8 Surabaya Gelar Kegiatan Edukatif dan Hiburan
Menariknya, untuk tahun ini kuota BBM subsidi bagi transportasi kereta api dinaikkan menjadi 209.809 kiloliter.
Kenaikan tersebut sebesar 6,7 persen atau setara 13.156 kiloliter dari kuota tahun 2024 yang sebesar 196.653 kiloliter. Khusus untuk Daop 8 Surabaya, kuota tahun ini adalah 50.877 kiloliter.
Proses pengisian BBM kereta api di Daop 8 Surabaya dilakukan secara teratur dan kolaboratif bersama PT Pertamina Patra Niaga, mulai dari pengiriman hingga penyimpanan.
Kerja sama dengan KAI menunjukkan peran signifikan Pertamina dalam memastikan kelancaran bahan bakar untuk moda transportasi yang berperan penting dalam pengurangan jejak karbon dan pengembangan kota berkelanjutan.
Dengan demikian, kereta api bukan sekadar alat transportasi, melainkan representasi nyata solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan efisien.
Didukung peran strategis Pertamina dalam penyediaan BBM, kereta api membuka "Jalur Hijau" bagi masyarakat urban untuk menuju masa depan yang lebih hijau dan terjaga lingkungan.
Baca juga: Transportasi Kereta Api Digandrungi Wisatawan Asing, Tingkatkan Pariwisata Jatim