jatimnow.com - Semangat kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia tahun 2025 di Jawa Timur terasa berbeda. Ribuan siswa-siswi SMA, SMK, dan SLB di seluruh Jatim bersatu dalam sebuah kegiatan unik dan kolosal, dengan menjahit bendera merah putih secara serentak.
Aksi ini tidak hanya menumbuhkan rasa nasionalisme, tetapi nantinya juga ditargetkan berhasil memecahkan tiga rekor MURI sekaligus.
Kegiatan menjahit serentak ini dipusatkan di SMKN 8 Surabaya. Dengan mesin jahit di hadapan mereka, tangan-tangan terampil siswa jurusan tata busana dan program double track merangkai kain merah dan putih menjadi lambang negara.
Baca juga: Jatim Hatrrick Juara Umum di Ajang LKS Dikmen XXXIII
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi mendalam.
"Kita mengajak para murid, siswa-siswi SMK dan SMA double track untuk menjahit. Kita berharap ada 8.000 anak-anak yang ikut," ujarnya.
Khofifah menyebutkan bahwa hingga saat ini, sudah ada 7.200 peserta yang terlibat, dan jumlah ini akan terus bertambah. Nantinya, bendera-bendera hasil jahitan para siswa ini akan dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 2025, menjelang upacara penurunan bendera.
Gubernur Khofifah membandingkan para siswi yang menjahit bendera dengan sosok bersejarah Ibu Fatmawati Soekarno, penjahit bendera pertama yang dikibarkan saat proklamasi.
"Mereka adalah Fatmawati-Fatmawati baru, karena kita lihat yang menjahit di sini semuanya perempuan," kata Khofifah.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan cara kreatif untuk menanamkan nasionalisme. "Semangat untuk membangun nasionalisme bisa dilakukan oleh siapa saja, dalam bentuk apa saja," imbuhnya.
Khofifah juga menyampaikan pesan dan harapannya kepada para pelajar. "Merah putih ini simbol negara. Oleh karena itu, bagaimana keberanian kita membela bangsa dan negara dan kesucian hati untuk bisa menjadi bagian satu kesatuan," pesannya, menekankan pentingnya keberanian dan ketulusan dalam berbakti pada bangsa.
Tiga Rekor MURI dan Antusiasme Pelajar
Baca juga: Peras Kepala Dinas Pendidikan Jatim, 2 Mahasiswa Surabaya Ditangkap Polda Jatim
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai dengan bangga mengumumkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar menjahit, tetapi juga mengukir sejarah baru.
"Target kita 3 rekor MURI," ungkapnya.
Ketiga rekor MURI yang bakal dipecahkan adalah:
1. Keterlibatan siswa dan guru terbanyak: Total 5.862 siswa dan 1.314 guru dari 161 sekolah terlibat aktif.
2. Bentangan bendera terpanjang: Total panjang bendera yang dijahit mencapai 15.400 meter, melampaui rekor tahun sebelumnya.
Baca juga: Dinas Pendidikan Jawa Timur Bantah Dugaan Penahanan Ijazah di SMKN 12 Surabaya
3. Keterlibatan siswa dalam pembentangan bendera terbanyak: 8.000 siswa akan membentangkan bendera di depan Gedung Negara Grahadi.
Aries menjelaskan bahwa peserta kegiatan ini berasal dari sekolah yang memiliki jurusan Tata Busana, baik di SMK, program double track di SMA, maupun SLB.
Salah satu siswi, Zuhriatur Roshima, siswi kelas 11 jurusan busana dari SMKN 8 Surabaya, berbagi pengalamannya. "Diajarkan membuat baju, terus cara-cara teknik menjahit," katanya. Ia juga mengaku suka menjahit karena terinspirasi dari tantenya.
Ke depan, Zuhriatur bercita-cita untuk bekerja di pabrik jahit. Kisahnya menunjukkan bagaimana keterampilan yang diasah di sekolah dapat membuka jalan bagi masa depan yang cerah.
Dengan tangan-tangan terampil yang merangkai setiap jahitan, para siswa-siswi Jawa Timur telah menunjukkan bahwa merayakan kemerdekaan tidak harus selalu dengan upacara formal, tetapi bisa juga melalui karya nyata yang penuh makna dan kebanggaan.