jatimnow.com - Kisah Wahyu Eko Purnomo Aji yang nekat berangkat ke Palu, Sulawesi Tengah dengan mengendarai Vespa cukup mengejutkan. Ia membawa bantuan untuk korban gempa berupa 1 kardus mie instan.
Pemuda asal Kelurahan Dermo Lemahbang, Kecamatan Sarirejo, Lamongan ini menceritakan perjalanan panjangnya menuju ke pulau yang terkena bencana gempa dan tsunami itu.
Selama perjalanan, mahasiswa semester 5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 20 ribu.
Baca juga: Eko Penyumbang Sekardus Mie ke Palu Nekat Naik Vespa, Apa Kabarnya?
"Selama perjalanan saya mengeluarkan uang cuma buat makan di kapal kurang lebih Rp 20 ribu, karena biaya tiket kapalnya pun gratis. BBM motor juga sudah terisi penuh," terang Eko melalui sambungan telepon, Sabtu (13/10/2018).
Karena bekal uang sakunya yang hanya Rp 100 ribu, Eko tertolong banyaknya relawan yang ditemui selama perjalanan di kapal. Ia berangkat pada Kamis (4/10/2018).
"Selama di kapal kemarin saya cuma makan sekali. Alhamdulillah, saat di kapal pun saya juga bertemu dengan para relawan, makan juga dibelikan sama mereka," ungkapnya.
Baca juga: Kirim 1 Kardus Mie ke Palu Naik Vespa, Eko Rela Tak Ikut UTS
Selain hanya uang Rp 100 ribu untuk uang saku, ia mengatakan keberangkatannya tidak banyak persiapan. Ia pun pergi ke lokasi bencana dengan menumpang Kapal Motor (KM) Drajat Paciran dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Aksi nekatnya pergi ke Palu untuk memberikan satu kardus itu karena mendapat kabar adanya keberangkatan relawan dari Tanjung perak menuju ke Palu tanpa dipungut biaya.
"Selama perjalanan saya hanya membawa mie instan dan 3 potong setelan baju, jadi kalau kotor saya cuci terus dijemur dan saya pakai lagi," ungkap dia.
Baca juga: Terima Kasih Eko, 1 Kardus Mie Sudah Diterima Korban Gempa Palu
Di Palu, ternyata Eko tak sekedar menyumbang mie instan. Dia juga memberikan beberapa buku bacaan bagi anak-anak korban gempa yang telah dibelinya dari kios buku bekas yang berada di Jalan Semarang, Surabaya.
"Saya juga membawa beberapa buku bacaan, semoga buku itu bisa menghibur mereka," pungkas dia yang kini bergabung relawan kemanusiaan membantu pengungsi.