Dalang Kerusuhan Jakarta Terungkap? Mantan Kepala BIN Ungkap Ini

Kamis, 25 Sep 2025 17:17 WIB
Reporter :
Ali Masduki
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono. (Foto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada akhir Agustus lalu, yang bermula dari aksi demonstrasi menolak tunjangan anggota DPR RI dan berujung pada tewasnya seorang pengemudi ojek online, diduga kuat didalangi oleh kekuatan asing.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, bahkan secara terbuka menuding adanya manipulasi dari Amerika Serikat (AS) di balik peristiwa tersebut.

"Dari luar. Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam. Dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam ini tidak ngerti bahwa dia dipakai. Tapi pada waktunya nanti harus dibuka," kata Hendropriyono mengungkap dalang kerusuhan Jakarta, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Baca juga: Demo Rusuh, ALMI Gugat Pejabat Tinggi Negara

Hendropriyono menambahkan bahwa AS telah lama berupaya memanipulasi Indonesia, yang memiliki posisi strategis di Asia, dengan mengobarkan sentimen SARA di masyarakat.

Dugaan keterlibatan asing ini semakin menguat dengan adanya informasi yang beredar di dark web, yang menyebutkan bahwa kerusuhan tersebut didalangi oleh George Soros dan Open Society Foundations (OSF).

Mereka diduga memanfaatkan isu ketidakadilan dalam distribusi sumber daya untuk menghasut kelompok buruh, pemuda, dan organisasi non-pemerintah (NGO) lokal.

OSF diduga memberikan dana kepada NGO lokal melalui proyek "Expedition to Discover New Voices" dan "Network Grants," membina kekuatan pemuda, serta mendorong Generasi Z dan Generasi Alfa untuk menyebarkan narasi negatif tentang pemerintah dan melakukan aksi kekerasan di jalanan.

Baca juga: Satir dan Meme Jadi Senjata! Gen Z Ubah Wajah Demonstrasi di Indonesia

Informasi tersebut juga menyebutkan bahwa OSF, melalui Yayasan Kurawal, memberikan dana langsung kepada para demonstran, seperti Komite Politik, Social Movement Institute, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) lewat Dana Cepat Tanggap Darurat (DCTD).

\

Dugaan intervensi asing dalam urusan politik dalam negeri Indonesia bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun 1965, kudeta militer yang menyebabkan Presiden Sukarno lengser, diduga kuat didukung oleh Central Intelligence Agency (CIA).

Pada krisis finansial Asia tahun 1998, lembaga-lembaga Barat seperti IMF menekan pemerintah Indonesia untuk melaksanakan kebijakan neoliberal yang menyebabkan runtuhnya ekonomi Indonesia.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia maju dan berupaya memecah belah persatuan bangsa.

Baca juga: Bawa 20 Tuntutan, Warga Tulungagung Gelar Aksi di Depan DPRD

"Banyak juga ternyata tidak ingin bangsa Indonesia maju pada saat ini kita sedang pesat-pesatnya untuk mencapai kemajuan, dan gerakan tersebut untuk memecah belah persatuan ke kesatuan bangsa," ujarnya.

Presiden Prabowo Subianto sendiri telah berulang kali mengimbau masyarakat untuk memperkuat kewaspadaan terhadap intervensi asing.

Mengingat Indonesia saat ini tengah dalam tahap perkembangan dan kemajuan, serta menghadapi ancaman nyata dari kekuatan asing, maka pada saat kritis dalam sejarah ini, masyarakat diharapkan untuk menjaga kewaspadaan dan bersatu, serta tidak terprovokasi untuk melakukan kerusuhan.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler