UK Petra Bangga, Prof Rita Rehatta Dinobatkan Sebagai Pelopor Ilmu Nyeri

Selasa, 07 Okt 2025 13:59 WIB
Reporter :
Ali Masduki
Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta. (Foto: Humas PCU)

jatimnow.com - Di balik senyum hangatnya, tersimpan bara semangat seorang pelopor. Dialah Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, Dekan Fakultas Kedokteran UK Petra, yang baru saja menorehkan tinta emas di kancah medis Indonesia.

Pada ajang ISAPM AWARDS 2025, ia dinobatkan sebagai Pelopor Ilmu Nyeri, sebuah penghargaan atas dedikasinya mengubah cara pandang kita terhadap nyeri. Bukan lagi sekadar gejala, tapi sebuah ilmu yang berdiri sendiri!

Siapa sangka, perempuan sederhana lulusan tahun 1981 ini mampu mengguncang dunia medis? Prof. Rita, sapaan akrabnya, dengan gigih memperjuangkan pengakuan nyeri sebagai disiplin ilmu yang utuh.

Baca juga: UK Petra Kukuhkan 516 Wisudawan Jenjang S1, S2 dan Program Profesi

Dedikasinya tak main-main. Di tengah kesibukannya sebagai Dekan FK UK Petra, ia tak lelah mengedukasi dan membuktikan bahwa nyeri adalah masalah kompleks yang membutuhkan penanganan serius.

"Dulu, nyeri itu cuma dianggap 'ah, cuma nyeri biasa'. Tapi, nyeri itu nggak sesederhana itu!" ungkap Prof. Rita dengan mata berbinar saat ditemui usai menerima penghargaan Lifetime Achievement di bidang Nyeri dari Indonesian Society of Anaesthesiology & Pain Management (ISAPM).

"Nyeri itu bisa merusak kualitas hidup seseorang. Bahkan, bisa bikin orang nggak bisa tidur!" ucapnya.

Disertasi Prof. Rita pada tahun 1999 menjadi tonggak penting dalam perkembangan ilmu nyeri di Indonesia. Penelitiannya yang mendalam tentang hubungan psikologis dan fisiologis dalam persepsi nyeri membuka mata banyak pihak. Ia membuktikan bahwa nyeri bukan hanya soal fisik, tapi juga melibatkan emosi dan pikiran.

Baca juga: Jurus UK Petra Surabaya Beri Kesempatan Bekerja Mahasiswanya Sebelum Diwisuda

"Ilmu nyeri itu fokus pada semua fungsi tubuh, termasuk otak dan sistem emosi. Jadi, nggak bisa cuma diobati dengan obat pereda nyeri saja," jelasnya.

\

Berkat kegigihannya, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) akhirnya memberikan pengakuan resmi dengan memberikan Surat Tanda Registrasi (STR) dan izin praktik mandiri untuk bidang nyeri.

Namun, perjuangan Prof. Rita belum usai. Ia masih menyimpan mimpi besar untuk ilmu nyeri di Indonesia. "Tantangan kita adalah meyakinkan masyarakat dan para profesional bahwa nyeri itu masalah serius yang harus ditangani oleh ahlinya," tegasnya.

Baca juga: UK Petra Surabaya Kini Punya Ruang Gym, Sarana Kembangkan Talenta Mahasiswa

Ia berharap, ilmu nyeri bisa disosialisasikan lebih luas melalui workshop dan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan kedokteran.

Tak hanya itu, Prof. Rita juga punya impian untuk mewujudkan Klinik Nyeri di Kampus UK Petra. Klinik ini diharapkan menjadi pusat unggulan dengan layanan komprehensif yang melibatkan berbagai ahli, mulai dari dokter spesialis nyeri hingga psikolog.

"Kita ingin memanfaatkan teknologi terkini untuk mendiagnosis dan menangani nyeri. Yang penting, pasien merasa nyaman dan aman," pungkasnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler