jatimnow.com - Sinergi antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur (Jatim) menuai capaian membanggakan. Kolaborasi yang telah terjalin selama tujuh tahun melalui program SMA Double Track (DT) ini berhasil mencatatkan rekor baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas lahirnya 1.600 Kelompok Usaha Siswa (KUS).
Ribuan KUS tersebut berkompetisi dalam ajang Milenial Entrepreneur Award (MEA) 2025 yang digelar di Grha Sepuluh Nopember ITS pada Rabu (8/10). Kompetisi ini menjadi panggung utama bagi para wirausaha muda untuk menguji kreativitas dan kemandirian ekonomi mereka.
Rektor ITS, Prof. Bambang Pramujati menjelaskan bahwa program DT ini dilandasi oleh kesadaran bahwa tidak semua lulusan SMA akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu, pembekalan keterampilan terapan (life skill) menjadi kunci untuk memastikan kemandirian mereka.
Baca juga: Pakar ITS: Kelalaian Manusia Kunci Ambruknya Ponpes Sidoarjo
ITS mengambil peran sentral sebagai mitra akademik dalam program DT, bertugas mendampingi siswa dan guru dalam pelatihan keterampilan teknis dan digital.
“ITS bangga dapat menjadi bagian dari upaya membangun generasi muda yang terampil dan berdaya saing tinggi,” ujar Prof. Bambang Pramujati.
Senada dengan Rektor ITS, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengapresiasi keberhasilan program SMA Double Track ini dalam menyiapkan generasi muda yang mandiri.
Ia menilai, pendekatan yang menghubungkan siswa secara langsung dengan dunia industri telah meningkatkan daya saing produk yang mereka hasilkan.
Baca juga: Nogogeni VIII dan X Evo, Mobil Baru ITS Siap Berlaga di KMHE 2025
Gubernur Khofifah bahkan mengklaim bahwa kualitas produk siswa DT telah diakui hingga pasar internasional.
“Hal ini terbukti dengan beberapa busana karya siswa SMA DT terjual di Hongkong dan pasar internasional,” ungkapnya.
MEA 2025 sendiri menghadirkan sembilan kategori lomba, mulai dari Perencanaan dan Pengembangan Usaha Siswa hingga Inovasi Media Pelatihan.
Dalam kompetisi ini, KUS menampilkan karya mereka dalam bentuk video kreatif yang menonjolkan aspek inovasi, keberlanjutan, dan dampak sosial dari usaha mereka.
Baca juga: Panutan! Wisudawan Tertua ITS Raih Doktor di Usia 63 Tahun
Khofifah memberikan dorongan kepada para siswa untuk melihat MEA 2025 bukan sebagai garis akhir, melainkan sebagai langkah awal menuju kemandirian. Ia berpesan agar para wirausaha muda terus beradaptasi dalam menghadapi perubahan.
“Perubahan tidak pernah berhenti dan kita pun tak boleh berhenti berubah,” pesannya.
Program sinergi antara ITS dan Dispendik Jatim ini tidak hanya berfokus pada kemandirian ekonomi, tetapi juga selaras dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Poin ke-4 mengenai Pendidikan Berkualitas dan Poin ke-17 mengenai Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.